Text
DISERTASI: IMPLEMENTASI KHITAN PADA MASYARAKAT BUTON DI SULAWESI TENGGARA (Suatu Kajian Interaksi Living Sunnah dalam Tradisi Tandaki dan Posusu)
Judul Disertasi ini adalah Implementasi Khitan pada Masyarakat Buton di
Sulawesi Tenggara (Suatu Kajian Interaksi Living Sunnah dalam Tradisi Tandaki dan
Posusu). Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi khitan
pada masyarakat Buton melalui tradisi tandaki dan posusu, beberapa sub masalah,
yaitu: pertama, bagaimana kualitas hadis Nabi tentang khitan. Kedua, bagaimana
praktik khitan dengan tradisi tandaki dan posusu masyarakat Buton di Sulawesi
Tenggara. Ketiga, bagaimana pemahaman tradisi tandaki dan posusu oleh
masyarakat Buton sebagai implementasi khitan dalam hadis Nabi saw. Asumsi dasar
yang mengilhami bahwa apakah tradisi tandaki dan posusu ini sejalan dengan hadis
Nabi saw., maka peneliti menggali bahwa tradisi tandaki dan posusu ini sejalan
dengan perintah khitan dalam hadis Nabi saw.
Penelitian dalam disertasi ini adalah penelitian lapangan dengan analisis
kualitatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah multidisipliner yang
mencakup pendekatan ilmu hadis, sosiologis, antropologis, fenomenologis dan
kesehatan. Sumber data meliputi primer (data yang diperoleh langsung melalui
obsevasi, wawancara dan dokumentasi) dan sekunder (data yang diperoleh dari
dokumen, buku-buku, penelitian-penelitian berupa disertasi, tesis, skripsi dan jurnal
yang relevan dengan penelitian). Pengumpulan data dilakukan dengan metode takri>j
al-h}adi>s\, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik interpretasinya
menggunakan teknik tekstual, kontekstual dan living sunnah.
Hadis tentang khitan yang telah diteliti berjumlah 7 hadis, di antranya: 3
riwayat tentang hukum khitan yang berkualitas s}ah}i>h} li z\a>tih, h}asan li gairih dan
d}a’i>f. 2 riwayat tentang waktu pelaksanaan khitan yang berkualitas s}ah}i>h} li gairih
dan d}a’i>f. 1 riwayat tentang tatacara pelaksanaan khitan yang berkualitas d}a’i>f. dan
1 riwayat tentang walimah khitan yang berkualitas s}ah}i>h} li z\a>tih. Dalam tradisi
masyarakat Buton, khitan dikenal dengan istilah tandaki/posusu, pikambulakua dan
poislamu. Perbedaan istilah tersebut tergantung pada daerah masing-masing, dan
dalam prosesnya memiliki ciri khas tersendiri.
Implementasi hadis khitan dalam tradisi tandaki/posusu, pikambulakua dan
poislamu oleh masyarakat Buton khususnya pada khitan laki-laki belum mengikuti
prosedur khitan secara medis. Terlihat dari praktek yang telah dilakukan masyarakat
setempat pada khitan laki-laki hanya sekedar mengeluarkan darah dan tidak
memotong qulub yang menutupi hasyafah. Sedangkan khitan perempuan, prosedur
yang dilakukan sesuai dengan hadis Rasulullah. Masyarakat Buton sampai saat ini
masih tetap melestarikan tradisi tersebut, karena hal itu bukan hanya sesuatu doktrin
semata, tetapi suatu gambaran proses pendewasaan pada seorang anak, di dalamnya
juga terdapat pembinaan adab. Perlu adanya pentashihan atas tradisi tersebut,
khususnya dalam tata cara pelaksnaan khitan pada anak laki-laki, agar tujuan dari
proses pembersihan secara batiniyah dan lahiriah tercapai.
Tidak tersedia versi lain