Text

TESIS: TRADISI MAPPANDE SASI’ PADA MASYARAKAT TANGNGA-TANGNGA KABUPATEN POLEWALI MANDAR (STUDI BUDAYA ISLAM)

---

Penelitian ini akan menjawab pertanyaan 1) Bagaimana sejarah munculnya
tradisi mappande sasi’ pada masyarakat Tangnga-Tangnga Kabupaten Polewali
Mandar? 2) Bagaimana prosesi pelaksanaan dan makna simbolis tradisi mappande
sasi’ pada masyarakat Tangnga-Tangnga Kabupaten Polewali Mandar? 3) Bagaimana
pengaruh nilai social, niai budaya dan nilai Islam terhadap tradisi mappande sasi’
pada masyarakat Tangnga-Tangnga Kabupaten Polewali Mandar?.
Jenis penelitian ini adalah peneltian deskriptif penulis berusaha
mengemukakan objek yang dibahas sesuai dengan kenyataan di Lapangan. Melalui
pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan sejarah, social dan
sosiologi. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan
metode pengumpulan data penelitian adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama sejarah munculnya tradisi
mappande sasi’ pada masyarakat Tangnga-Tangnga yaitu ketika sebelum dan
masuknya Islam di Mandar. Sebelum Islam nelayan Mandar masih menganut
kepercayaan animisme dan dinamisme, mereka percaya adanya para dewa,roh,
tempat-tempat yang dianggap keramat, tempat bersemayam dan di dalam roh-roh
terutama pohon yang rindang daunnya dan Setelah Islam sekitar pada awal abad XVII
M atau 1610 M. dibawa oleh Arab Muslim, Syaikh Abdurrahim Kamaluddin,
bersama para mubaligh dari Makassar dan ketika Islam telah masuk dalam kehidupan
nelayan masyarakat Tangnga-Tangnga maka praktik-praktik local mulai di ubah dan
di tampilkan berbaur dengan Islam memberikan pengaruh yang baik dikalangan
masyarakat kemudian menghadirkan tokoh agama untuk membacakan barazanji,
sholawatan, zikir serta doa keselamatan para nelayan hendak melaut. Prosesi
pelaksanaan tradisi mappande sasi’ diadakan satu kali dalam setahun dan waktu
pelaksanaannya pada pertengahan bulan Maret dengan meliputi tahap persiapan,
tahap prosesi, tahap penutup dan syukuran pasca melaut. Adapun bahan dan alat
kelengkapan seperti makanan yang terdiri dari Sokkol tallunrupa (terbuat dari beras
ketan tiga macam warna putih, hitam dan merah, Ayam jantan, Tallomanu (telur
ayam kampung), Loka tira (pisang ambon), Loka warangan (pisang raja), Loka
manurung (pisang keppo), Gogos, Buras, Buah-buahan seperti apel, salak, jeruk dan
lain-lain, Telur Ayam, daun sirih, ule-ule (bubur kacang hijau), dan kemenyang.
Pengaruh terhadap tradisi mappande sasi’ niai sosial yaitu mempererat
hubungan tali silaturahmi sesama para nelayan, Gotong royong dan tolong menolong
sesama manusia terjalin. Dari nilai budaya yaitu Sebagai tradisi yang menjadi simbol
kekayaan budaya warga daerah ini apalagi hampir semua warga di daerah ini
menggantungkan hidup dari hasil melaut. dan dari nilai Islam yaitu Mengingatkan
untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan rasa syukur kepada pencipta atas
limpahan rezeki yang diberikan selama melaut.

---

Ketersediaan

Tidak ada salinan data

Informasi Detail

Judul Seri

-

No. Panggil

2X9

Penerbit

PASCASARJANA UINAM : SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM., 2021

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

2X9

Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Subjek

-

Info Detail Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab

-

Versi lain/terkait

Lampiran Berkas

Komentar

---

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar