Text
TESIS: TRADISI ADDINGING-DINGING DI TAMBUNG BATUA MASYARAKAT DESA ROMANGLOE KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA (Tinjauan Sosio-Kultural)
Penelitian ini akan menjawab pertanyaan 1) Bagaimana eksistensi tradisi addinging-diging di Tambung Batua Masyarakat Romangloe Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa?. 2) Bagaimana prosesi tradisi addinging-dinging?. 3) Mengapa tradisi addinging-dinging bertahan dalam konteks masyarakat modern?
Jenis penelitian ini adalah peneltian kualitiatif deskriptif-analisis, penulis berusaha mengemukakan objek yang dibahas sesuai dengan kenyataan di lapangan. Melalui pendekatan penelitian yang digunanakan adalah pendekatan histori (sejarah), pendekatan antropologi, pendekatan sosiologi, dan pendekatan agama. Sumber yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan metode pengumpulan data penelitian berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan atau analisis data adalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian ini dikemukakan bahwa tradisi addinging-dinging di Tambang Batua masyarakat Desa Romangloe kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa merupakan tradisi nenek moyang yang telah bertahan dari generai ke-generasi Tradisi addinging-dinging lahir secara spontan dari individu kalangan bawah yang menemukannya lalu disebar luaskan dengan berbagai cara agar memberi pengaruh terhadap kelompok masyarakat. Tradisi addinging-dinging dilakukan untuk menunaikan nazar diucapkan jauh sebelum tradisi dilaksanakan sebagai wujud menolak bala terhadap hal-hal yang ditakutkan. Dalam tradisi addinging-dinging terdiri dari tiga tahapan, yaitu : tahap pra tradisi, pelaksanaan tradisi dan pasca tradisi. Tradisi addinging-dinging bertahan dalam konteks modern saat ini karena dipengaruhi oleh adanya nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi addinging-dinging yaitu : nilai religious, nilai kesadaran spiritual, nilai sosial (gotong royong) dan nilai budaya.
Implikasi pada penelitian ini pada pemahaman terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi addinging-dinging sehingga masyarakat tetap mempertahankannya sebagai suatu hal yang sukar untuk ditinggalkan. Nilai-nilai inilah yang perlu dipertahankan dalam kehidupan bermasyarakat dan dilestarikan baik ada tidaknya tradisi maka nilai-nilai ini harus ada dalam pribadi manusia. Nilai-nilai dalam tradisi addinging-dinging berupa nilai religius, nilai kesadaran spiritual, nilai sosial (gotong royong), nilai budaya dan hiburan dan nilai ekonomi.
Tidak tersedia versi lain