Text
TESIS: PRINSIP MATTULU TELLUE PADA MASYARAKAT BONE DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, mengetahui, memahami dan
menganalisis tentang prinsip mattulu tellue pada masyarakat Bugis Bone baik ditinjau
dari segi isi, asal-usul, kontekstualisasi, hubungan, serta respon al-Qur’an terhadapnya.
Penelitian ini adalah studi lapangan, desain kualitatif-deskriptif, menggunakan
pendekatan historis, sosiologis, antropologi budaya dan metode tafsir mauḍū‘ī. Data
dikumpulkan melalui dokumentasi, observasi dan interview, diolah secara manual
dengan menghimpun informasi hasil dari ketiga kumpulan data tersebut, kemudian
dianalisis dengan menggunakan langkah reduksi data, penyajian data dan selanjutnya
menarik sebuah kesimpulan. Keabsahan datanya diuji dengan menggunakan teknik
persistent observation dan teknik triangulation.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa mattulu tellue yakni mali siparappe,
rebba sipatokkong, malilu sipakainge (hanyut saling mendamparkan, rebah saling
menegakkan, khilaf saling mengingatkan) merupakan salah satu budaya Bugis Bone
yang dilegitimasi dalam kehidupan sehari-hari, yang mengarah pada konsep tolongmenolong
dan gotong royong, merupakan pesan moral dari leluhur bukan saja sebagai
hal yang prinsipiel, namun juga moto dan menjadi falsafah hidup Bugis Bone yang
mengharapkan adanya persatuan. Mattulu tellue tidak hanya pula sebagai prinsip yang
hidup dengan menyelaraskan konsep dan nilai ajarannya ke dalam alam pikiran
budayanya, namun ia juga sejalan dengan tradisi keintelektualan al-Qur’an, yang telah
menjadi bagian yang integral dari syariat Islam karena ia hadir dengan nilai keislaman
sebagaimana yang termaktub dalam beberapa ayat-ayat al-Qur’an.
Implikasi dari penelitian ini bahwa kebesaran Bone pada masa lalu adalah spirit
kehidupan, gerak kualitas peradaban. Namun ia baru berarti ketika prinsip-prinsip
agungnya yang berfilosofi sebagai pondasi dasar dan tetap utuh dianut serta dipegang
teguh oleh masyarakatnya. Pada dewasa ini, ketika kembali menelisik masa lalu,
menguak tabir jejak-jejak sejarah gemilang moyang pada masa silam, maka seyogyanya
dapat dijadikan sebagai bahan renungan. Hal ini bukan berarti untuk mengevaluasi
apalagi untuk memberikan penilaian, melainkan semata-mata berniat sebagai gelitik
luhur dan menumbuhkan kembali jiwa dan semangat ke To-Bone-an yang termuat
dalam salah satu prinsip Bugis Bone yaitu mattulu tellue.
Kata Kunci: Prinsip Budaya, Mattulu Tellue, Siparappe, Sipatokkong,
Sipakainge, Bugis Bone, Tolong-menolong, Kerja Sama, Gotong Royong, al-Qur’an.
Tidak tersedia versi lain