Text
DISERTASI: REVOLUSI MENTAL DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Studi Tafsir Psikosufistik)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep Revolusi Mental dalam Perspektif Al-Qur’an. Penelitian ini berangkat dari kebutuhan manusia modern akan nilai-nilai spiritual. Manusia modern menghadapi suatu ironi, di satu sisi mereka berjaya dalam menggapai cita-cita material, namun di sisi lain, kehidupan mereka dipenuhi oleh keresahan jiwa. Oleh karenanya, dibutuhkan Revolusi Mental yang berlandaskan pada nilai-nilai qurani dengan nuansa psikosufistik. Untuk membahas secara tuntas masalah pokok tersebut, maka diperlukan sub-sub masalah yaitu: (1) Apa hakikat Revolusi Mental dalam Al-Qur’an (2) Apa wujud Revolusi Mental dalam Al-Qur’an. (c) Apa nilai-nilai Revolusi Mental dalam Al-Qur’an.
Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) yang bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan ilmu tafsir. Teknik interpretasi yang digunakan adalah linguistik, filosofis, historis, psikologis, dan sufistik. Jenis data dalam penelitian ini ada dua; data pokok dan data penunjang. Data pokok yang dimaksud adalah Al-Qur'an, sedangkan data penunjangnya adalah ensiklopedia-ensiklopedia, kitab-kitab tafsir, dan literatur-literatur lain yang berkaitan secara langsung atau tidak langsung dengan tema-tema yang dikaji. Dalam pengelolaan dan analisis data penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan term-term yang digunakan Al-Qur’an tentang revolusi mental. Setelah itu, peneliti mengolah dan menganalisis data, kemudian merumuskan dan mendeskripsikannya dalam bentuk hasil penelitian.
1) Hakikat revolusi mental dalam perspektif Al-Qur'an adalah upaya sungguh-sungguh yang dilakukan untuk melakukan perubahan dari dalam diri, baik perubahan yang bersifat negatif-desktruktif maupun yang bersifat positif-konstruktif. Perubahan tersebut terjadi karena keterlibatan manusia dan Allah swt. Manusia melakukan perubahan pada sisi dalamnya, sedangkan Allah swt. mengubah sesuatu pada sisi luar. 2) Wujud Revolusi Mental dalam perspektif Al-Qur’an tergambar dalam tiga tahapan penyucian diri, yaitu; (1) purifikasi, (2) habituasi, dan (3) konkretisasi. Purifikasi adalah upaya seseorang membersihkan sifat-sifat tercela dari dalam dirinya. Sifat-sifat tercela yang dimaksud adalah pamer (al-riya>’), marah (al-gad}ab/al-gayz}}}), lalai dan lupa (al-gaflah wa al-nisya>n), iri hati (al-h}asad), putus asa (al-ya’s/al-qanu>t}), rakus (al-tama’), sombong (al-kibr). Habituasi adalah upaya seseorang membiasakan diri untuk melakukan sifat-sifat terpuji. Sifat-sifat terpuji yang dimaksud adalah taubat (al-taubah), sabar (al-s}abr), zuhud (al-zuhd), rida (al-rid}a>), dan tawakal (al-tawakkul). Konkretisasi adalah pengejawantahan nilai-nilai budi pekerti luhur pada diri seseorang setelah melewati tahapan purifikasi dan habituasi. Konkretisasi menghasilkan manusia yang ah}sani taqwi>m. 3) Nilai-nilai Revolusi Mental dalam perspektif Al-Qur’an terdiri dari 3 nilai pokok, yaitu; integritas, etos kerja, dan tolong-menolong.
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah: 1) Al-Qur’an hendaknya menjadi dasar dalam pengambilan keputusan yang menyangkut segala aspek kehidupan manusia, termasuk revolusi mental yang telah menjadi gerakan nasional yang dicanangkan pemerintah Indonesia. 2) Penelitian ayat-ayat Al-Qur’an dengan kajian psikosufistik perlu digalakkan oleh para pengkaji Al-Qur’an agar dapat berkontribusi menyelesaikan problematika sosial-masyarakat yang ril terjadi saat ini.
Tidak tersedia versi lain