Text
TESIS: PERILAKU KEAGAMAAN MANTAN GAY DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM (Studi Kasus Ismi di Kabupaten Pangkep)
Tesis ini membahas tentang “Perilaku Keagamaan Mantan Gay Dalam Perspektif Pendidikan Islam (Studi Kasus “Ismi” di Kabupaten Pangkep”. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah perilaku keagamaan mantan Gay dalam perspektif Pendidikan Islam. Adapun jenis penelitian tesis ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus (Case Studies). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gambaran secara mendalam dan mendetail tentang perilaku seseorang. Kasus yang diteliti berupa perilaku keagamaan mantan Gay yakni “Ismi” di Kabupaten Pangkep. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer yakni Ismi yang mengalami perilaku Gay, sedangkan sumber data sekunder adalah Teman dekat yang bernama AS biasa dipanggil Enjel dapat menjadi sumber data yang memberikan informasi tentang perilaku mantan Gay “ Ismi” baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan tempat tinggal. Pendekatan yang digunakan dalam Penelitian ini adalah Pendekatan Sosiopsikologis dan Pendekatan Islamic Education. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi non partisipan, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data atau identifikasi data, penyajian data atau penyusunan data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan.
Adapun hasil penelitian sebagai berikut: 1) Konsep perubahan perilaku keagamaan Ismi sebelum menjadi Gay, awalnya Ismi merupakan laki-laki normal, ia masih melaksanakan shalat, sering ke mesjid dan terlibat dalam kegiatan keagamaan di lingkungan tempat tinggalnya. Ketika Saat menjadi Gay, ia tidak pernah sama sekali shalat 5 waktu , shalat jum’at, dan ia merasa jauh dari Agama Allah swt. Setelah menjadi Gay, ia akhirnya memutuskan untuk berubah ke jalan yang benar dengan menunaikan ibadah Haji, sepulang dari Haji Ismi sudah mulai meninggalkan kebiasaannya sebagai Gay, pergaulannya dengan Gay sudah perlahan lahan ditinggalkan bahkan berobat untuk memperbaiki perilaku seksnya untuk menyempurnakan Agamanya dengan menikah dan memiliki anak sampai kepada belajar Agama, menunaikan salat 5 waktu secara berjamaah di mesjid, shalat jumat, berkumpul dengan orang-orang yang paham Agama, terlibat dalam kegiatan keagamaan, dan mengumpulkan buku-buku Agama untuk menambah pengetahuan Agamanya, sehingga menjadi pribadi yang Agamis., 2) Perilaku keagamaan Ismi mantan Gay yakni Ismi sudah paham dan mengamalkan segala perintah Agama seperti menjalankan salat 5 waktu, membantu orang yang membutuhkan, bersedekah, berpuasa dibulan ramadhan, lebih banyak terlibat dalam kegiatan sosial, kajian kajian Agama, puasa, zakat dan rajin membaca buku-buku Agama untuk menambah pemahaman keagamaannya dan melaksanakan segala yang di wajibkan dalam Agama Islam, dan menjauhi larangannya seperti makan makanan haram, merokok dan minum-minuman keras., 3) Faktor-faktor yang menyebabkan terlibat menjadi Gay “Ismi” dan berhenti menjadi Gay “Ismi” di Kabupaten Pangkep adalah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu Ismi terlibat menjadi Gay diakibatkan oleh faktor kepribadian dan faktor lingkungan, Sedangkan faktor yang menyebabkan Ismi berhenti menjadi Gay adalah faktor lingkungan.
Implikasi Penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi kepada pembaca untuk dijadikan bahan pembelajaran khususnya untuk orang-orang yang terlibat dalam perilaku Gay. Fenomena homoseksual yakni Gay di Kabupaten Pangkep termasuk salah satu contoh fenomena yang dianggap menyimpang sehingga pasangan sesama jenis ini yaitu antara laki dengan laki memang belum diterima di kalangan masyarakat luas. Homoseksual yakni Gay bisa mengikuti beberapa kegiatan di LSM-LSM yang mempunyai program kegiatan bertemakan homoseksual. Pendidikan seks pun diperlukan untuk para remaja agar mengetahui proses seksual yang seharusnya. Tindakan selanjutnya yang seharusnya dilakukan adalah bekerja sama dengan pemerintah setempat terkait fenomena homoseksual tersebut untuk mengadakan kegiatan berupa pembimbingan atau penyuluhan tentang HIV dan Aids yang diakibatkan dari hubungan seks terlarang agar bisa meminimalisir populasi kelompok tersebut dan diharapkan tidak terjadi lagi perilaku Homoseksual atau Gay.
Tidak tersedia versi lain