Text
ADISERTASI: Analisis Semantik terhadap Kosakata yang Berindikasi Makna Hoax di dalam al-Qur’an
Penelitian ini berjudul Analisis Semantik terhadap Kosakata yang Berindikasi Makna Hoax di dalam al-Qur’an, dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana bentuk-bentuk kosakata yang berindikasi makna hoax di dalam al-Qur’an, 2) Bagaimana makna leksikal terhadap kosakata yang berindikasi makna hoax di dalam al-Qur’an, dan 3) Bagaimana makna kontekstual kosakata yang berindikasi makna hoax di dalam al-Qur’an.
Penelitian ini bertujuan mengetahui bentuk-bentuk, makna leksikal dan kontekstual kosakata yang berindikasi makna hoax di dalam al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang difokuskan pada penelitian pustaka (library research). Data yang terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif kemudian teknik analisis dan interpretasi data yang digunakan adalah analisis deskriptif – semantik yaitu mengkaji makna leksikal dan makna kontekstual kosakata yang berindikasi makna hoax dengan berlandaskan pada teori-teori semantik secara umum.
Kata-kata yang terindikasi makna hoax di dalam al-Qur’an ada 10 kosakata, di antaranya adalah kata الخدع disebutkan 5 kali dalam al-Qur’an, dalam bentuk ism sekali dan bentul fi’il mud}a>ri’ 4 kali. Kata الافكterulang dalam al-Qur’an sebanyak 30 kali, dalam bentuk ism 14 kali, fi’il ma>d}i> sekali dan dalam bentuk fi’il mud}a>ri’ 15 kali. Kata الكذب terulang dalam al-Qur’an sebanyak 282 kali dalam bentuk ism 95 kali, bentuk fi’il ma>d}i> 127 kali dan dalam bentuk fi’il mud}a>ri’ 60 kali. Kata الإفتراء terulang dalam al-Qur’an 60 kali dalam bentuk ism 9 kali, fi’il ma>d}i> 25 kali dan dalam bentuk fi’il mud}a>ri’ 26 kali. Kata الفاحشة terulang dalam al-Qur’an sebanyak 24 kali dalam bentuk ism mufrad dan jama’. Kata الفتنة terulang dalam al-Qur’an sebanyak 60 kali, yaitu dalam bentuk ism 37 kali, fi’il ma>d}i> 11 kali, dan dalam bentuk fi’il mud}a>ri’ 12 kali. Kata اللغو terulang dalam al-Qur’an sebanyak 11 kali dalam bentuk ism 10 kali dan satu bentuk fi’il amr. Kata التقول terulang 2 kali dalam bentuk fi’il mud}a>ri’. Kata الاستهزاء terulang dalam al-Qur’an sebnayak 34 kali dalam bentuk ism 13 kali, fi’il ma>d}i> 4 kali dan dalam bentuk fi’il mud}a>ri’ 17 kali. Kataالْخَرْصُ terulang dalam al-Qur’an 5 kali dalam bentuk isim satu kali dan dalam bentuk fi’il mud}a>ri’ 4 kali.
Makna leksikal kosakata yang berindikasi makna hoax di dalam al-Qur’an di antaranya adalah: Kata الخدع diartikan sebagai sebuah tipuan, menyembunyikan sesuatu dan/atau memposisikan sesuatu bukan pada tempatnya; kata الإفك diartikan dengan memalingkan atau memutar balikkan sesuatu; Kata الكذب mengedepankan kebohongan daripada kejujuran, dengan kata lain berdusta; Kata الفاحشة artinya melampaui batas yaitu keji dalam perkataan dan perbuatan; Kata الافتراء artinya memotong, merusak dan memperbaiki, yang sering digunakan adalah merusak; Kata الفتنة artinya fitnah, ujian, dan cobaan); Kataاللغو artinya perkataan yang sia-sia, salah, dan sesuatu yang batil. Kataالتقول artinya membuat kebohongan. Kataهزأ (الاستهزاء) artinya mengejek atau memperolok. Kataالخَرْصُ artinya mengira-ngira, menerka, menduga dan juga dusta.
Kosakata yang berindikasi makna hoax dalam al-Qur’an dengan berbagai derivasi kata yang digunakan dalam setiap ayatnya, memiliki makna yang sama dengan makna dasarnya. Dalam hal ini, setiap kosakata dianalisis berdasarkan makna leksem dari tiap-tiap kata. Makna kata الخدع dan yang seakar dengannya dalam ayat adalah menipu dan memperdaya. Al-Qur’an menggunakan kata الإفك dan yang seakar dengannya untuk meunjukkan makna: perkataan dusta yaitu perkataan yang tidak sesuai dengan kenyataan (yang sebenarnya), kehancuran negeri, dipalingkan dari kebenaran, dan kebohongan orang-orang kafir dan orang-orang munafik; Kata الكذب dan yang seakar dengannya dalam al-Qur’an menunjukkan makna: kebohongan, pembohong, berbohong/berdusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran, bersumpah bohong untuk memecah belah orang mukmin, mengada-ada kebohongan; Kata الإفتراء dan yang seakar dengannya dalam al-Qur’an menunjukkan pada makna: mengada-ada, berdusta, syirik, dan aniaya; Kata الفاحشة dalam al-Qur’an menunjukkan makna perbuatan keji dan hampir semua terkait dengan pelanggaran seksual; Kata الفتنة digunakan al-Qur’an untuk menunjukkan makna kezaliman/penganiayaan, siksaan atau hukuman, cobaan atau ujian; Kata al-اللغو dalam al-Qur’an menunjukkan makna sumpah yang tidak disengaja, kebohongan, caci maki, perbuatan dan perkataan yang sia-sia; Kata التقول mengandung makna membuat-buat atau mengada-ada perkataan yang tidak ada manfaatnya; kata الإستهزاء dan yang seakar dengannya menunjukkan makna mengolok-olok atau mengejek, dan bahan ejekan; kata الخَرْصُ diartikan pendusta, mendu-duga atau menerka-nerka.
Pembahasan mengenai kajian semantik-leksikal tentu sangat luas, terutama menjadikan al-Qur’an sebagi objek kajiannya. Karenanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti yang lain terutama orang-orang yang berkecimpung di bidang bahasa Arab agar senantiasa mengkaji karya-karya berbahasa Arab. Selain itu penelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu linguistik, yaitu semantik-leksikal dan semantik kontekstual.
Tidak tersedia versi lain