Text
DISERTASI: Metode Taqti al- Mutun Analysis (Sebuah Kajian Konstruktif atas Metode Isnad cum Matn Harald Motzki)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh syarat Partial Ccommon Link (PCL)
atau muta>bi‘ yang mengharuskan adanya dua pembanding (supporting isna>d)
atau tata>bu‘ dari setiap PCL. Syarat Motzki ini nyaris tidak didapati di dalam
jalur periwayatan hadis, sekalipun metode Isna>d Cum Matan (ICM) diaplikasikan
di dalam hadis mutawa>tir. Hal inilah yang mendorong dirumuskan metode taqti>u‘
al-mutu>n analysis yang dibangun atas perpaduan metode ‘ulum al-h}adi>s\ dan
metode ICM, sehingga dapat memfungsikan posisi muta>bi‘ dan sya>hid sebagai
supporting riwa>yah (penguat hadis). Karenanya, Pokok masalah dari penelitian
ini adalah bagaimana kedudukan metode taqti>‘ al-mutu>n analysis (TMA) dalam
menentukan kesahihan hadis Nabi saw.? Selain itu, dengan melakukan aplikasi
metode ICM dan TMA terhadap hadis Nabi saw. dapat mengetahui akurasi kedua
metode ini.
Untuk menjawab masalah tersebut, maka kajian ini menggunakan metode
kualitatif berbasis library research. Cara kerjanya, menganalisa data dan
menyesuaikan dengan variabel-variabel tertentu. Dalam pengolahan data, kajian
ini menggunakan teknik analisa isi dengan cara diskriptif dan verifikatif.
Sedangkan dalam melakukan rekonstruksi metode, kajian ini menggunakan
pendekatan mulitidisipliner berbagai ilmu, seperti ‘ulu>m al-h}adi>s\, ilmu sejarah
dan linguistik, serta memakai ‘aqliyah dan h}issiyyah. Metode TMA dalam
penelitian ini mengacu kepada theory of textuality dengan menggunakan isna>d
tabling system (ITS) dan matan tabling system (MTS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dengan menggunakan metode TMA
dapat memberikan jawaban atas kritik Motzki terhadap jalur common link,
diving, spider dan single strand. Selain itu, jika metode TMA diaplikasikan
terhadap hadis Nabi saw., kesejarahan hadis dapat dibuktikan kesejarahannya
sampai kepada Nabi saw. Pembuktian ini didapati dari aplikasi terhadap hadis
‘Nad}d{arallah’, dengan memfungsikan sya>hid dan muta>bi‘ sebagai pembanding
(partial-partial), maka hadis ini dipastikan kesejarahannya sampai kepada Nabi
saw., bahkan Nabi sendiri yang berposisi sebagai common link (mada>r al-h}adi>s\)
karena didukung oleh 13 sahabat dan 3 informan dari ahl al-bai>t yang menjadi
PCL.
Implikasi kajian metode TMA dapat menjadi penengah antara deadlock
kesarjanaan Islam dan barat. Indikasinya, terdapat banyak persamaan antara
metode ICM dan muh}addis\im al-h}adis\.
Tidak tersedia versi lain