Text
DISERTASI: TRANSFORMASI SISTEM BIROKRASI DI KESULTANAN SAMBAS MASA PENDUDUKAN BELANDA (1818-1942)
Pendudukan Belanda di Kesultanan Sambas memiliki satu keunikan tersendiri yang membedakannya dengan wilayah lain yaitu terkait kehadiran mereka yang sengaja diundang sultan untuk mengatasi pemberontakan Cina yang merongrong kekuasaannya. Namun pendudukan kolonial dan penerapan birokrasinya kemudian menggeser posisi sultan sebagai penguasa tertinggi di wilayahnya sehingga mengakibatkan terjadi perubahan sistem birokrasi di Kesultanan Sambas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penegakan kekuasaan kolonial di Kesultanan Sambas, menganalisis pengaruh sistem birokrasi kolonial terhadap perubahan sistem birokrasi di Kesultanan Sambas dan menganalisis dampak perubahan sistem birokrasi tersebut terhadap perubahan sosial di Kesultanan Sambas.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau library research, menggunakan pendekatan multidisipliner yaitu pendekatan historis sebagai pendekatan utama dan dibantu dengan pendekatan ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, politik, antropologi dan ekonomi. Teknik pengumpulan, pengelolan dan analisis data dilakukan dengan mengikuti empat langkah dalam metode penelitian sejarah yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penegakan kekuasaan kolonial di Kesultanan Sambas dimulai dengan perjanjian persahabatan dan persekutuan tahun 1818, selanjutnya menguasai kongsi Cina dan menerapkan sistem Pacht serta mencegah perluasan kekuasaan Inggris. Pelaksanaan birokrasi kolonial kemudian mempengaruhi perubahan sistem birokrasi di Kesultanan Sambas antara lain: perubahan wilayah administrasi yang menempatkan Sambas sebagai wilayah onderafdeeling tahun 1916 mengakibatkan wilayah kekuasaan sultan semakin terbatas, kemudian perubahan dalam pelaksanaan pemerintahan yaitu penerapan sistem pemerintahan yang ambivalent (secara langsung dan tidak langsung) dan rekrutmen pejabat sesuai selera kolonial. Pengaruh birokrasi kolonial juga tampak dari terlaksananya hubungan patron-client antara pejabat kolonial dan tradisional Meskipun demikian penerapan sistem birokrasi kolonial yang sudah mengarah ke modernisasi telah mendorong terjadinya perubahan sosial yaitu membuka kesempatan baru dan mobilisasi sosial seperti pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan lembaga pendidikan Islam modern, munculnya golongan sosial baru dan terbentuknya organisasi sosial.
Implikasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian awal untuk mempelajari sistem birokrasi di Kesultanan Sambas dan menjadi studi perbandingan untuk mempelajari pola-pola dan struktur birokrasi di wilayah lainnya. Penelitian ini juga dapat dijadikan informasi untuk menganalisis dan membenahi pelaksanaan birokrasi di Indonesia yang sebetulnya masih dibayang-bayangi oleh birokrasi kolonial. sehingga diharapkan dapat memberikan kontribsi dalam meminimalisir patologi birokrasi yang mendorong suburnya tindakan korupsi saat ini.
Tidak tersedia versi lain