Text
TESIS: Mitologi Dalam Karya Sastra Teks Al-Barzanji (Analisis Semiotika Roland Barthes )
Penelitian ini membahas tentang simbol mitologi dalam karya sastra teks al-
barzanji, menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang mengkhusus pada pasalpasal
yang dimulai dengan kata ا
َّ
م
َ
ل
َ
و. Penelitian ini bertujuan untuk :1) Mengungkap
bentuk pola pemikiran semiotika Roland Barthes 2) Menganalisis penerapan teori Roland
Barthes terhadap teks al-barzanji 3) Menganalisis eksistensi simbol mitologi dalam
karya sastra al-barzanji.
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian pustaka, metode pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan semiotika dan linguistik, data dikumpulkan dengan
cara mengutip, menyadur dan menganalisis. Kemudian teks al-barzanji dianalisis dengan
membedah antara leksia per leksia yang selanjutnya disimpulkan simbol-simbol mitologi
apa saja yang terkandung dalam teks sastra al-barzanji tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada 5 pasal tersebut, setiap pasalnya
dimulai dengan kata ا
َّ
م
َ
ل
َ
و yang penulis bedah menjadi 87 leksia. Selanjutnya penulis
analisis teks tersebut dan mengkategorikan 16 leksia mengandung kode hermeneutika, 13
leksia tergolong kedalam kode gnomik/budaya, 33 leksia yang termasuk kode
prioretik/aksi, 11 leksia terkandung kode semik/konotatif dan terakhir kode simbolik
terdapat dalam 14 leksia yang ada pada teks tersebut. Melalui pendekatan pembacaan
semiotik Roland Barthes, bisa katakan bahwa Abu Ja‟far Al-Barzanji menulis karya
sastra ini tidak sekedar mengungkapkan kekagumannya terhadap Rasulullah saja saw.,
tapi juga mengisahkan secara tersirat budaya-budaya bangsa Arab khususnya di wilayah
Makkah dan Negeri Syam. Simbol mitologi pada 5 pasal yang dikaji masih mengalami
eksistensi hingga saat ini, meliputi: hakikat status yatim, Bani Najjar, juru kunci Ka‟bah
atau Bani Syaibah, usia Rasulullah saw. menginjak 4 tahun, Umur saat pernikahan
Rasulullah saw., Umur ketika Nabi saw. diangkat menjadi Rasul Allah, simbol mitologi
mimpi, serta Mahallul Qiyam disetiap pembacaan al-barzanji khusunya pada pasal 4,
hingga saat ini masih tetap berlaku. Dan juga kata Atthir di setiap awal pasalnya, pada
dasarnya kata ini termasuk kinayah yang bisa bermakna asli dan bisa juga tidak, namun
jika dijabarkan bahwa keharuman bau harum yang disandarkan kepada Nabi saw. ini
merupakan rekonstruksi makna yang berarti keharuman dalam bentuk rahmat.
Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai karya sastra yang paling populer di
masyarakat, al-barzanji menjadi salah satu yang berperan dalam penyebar luasan agama
Islam. Al-barzanji yang dikaji baik dari segi balaghah, Ilmu Arudh, semantik, sintaksis,
dan bahkan semiotika itu sendiri akan menuntun ke arah pemaknaan yang lebih mendalam. Penggunaan kalimat-kalimat syair maupun prosa yang dikisahkan oleh Abu
Ja‟far menggiring pembaca lebih menghidupkan imajinasi terkait gambaran yang terjadi
pada masa kelahiran dan kehidupan Rasulullah saw. Dugaan yang disematkan oleh
beberapa kalangan yang mengatakan bahwa teks barzanji itu teramat melebih-lebihkan
kisah Rasulullah, dipatahkan oleh hasil penelitian ini. Pembacaan sastra barzanji dengan
menggunakan semiotika Roland Barthes ini menepis asumsi bahwa kisah yang dituliskan
oleh Abu Ja‟far adalah mengada-ada. Sisi mitologi yang ada dalam teks barzanji tak sama
dengan mitos yang ada di opini masyarakat. Mitologi yang dimaksudkan dalam hal ini
adalah rekonstruksi makna pada pemilihan kata yang digunakan oleh Abu Ja‟far dalam
menuangkan idenya pada kalimat-kalimat sastra teks al-barzanji.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain