Text
TESIS: Jam’iyyah al-Irsyad al-Islamiyyah : Napak Tilas Sejarah Pergulatan Identitas Kebangsaan Kaum Hadrami di Indonesia
Andai nasionalisme, sejak awal, tidak diletakkan dalam porsi besar oleh
tokoh Islam, khususnya di masa pergerakan dulu, boleh jadi Indonesia tak
merdeka saat itu, entah sampai kapan. Namun, faktanya adalah bahwa Islam ‒
bukan Islamisme‒ diletakkan sebagai salah satu pondasi utama nasionalisme.
Oleh karena itu, Islam menjadi pegas bagi ribuan upaya jihad kemerdekaan. Islam
juga ikut meneguhkan Pancasila sebagai ideologi nasional, kendati tak terintegrasi
secara formal, namun ia inherent secara moral-paradigmatik. Sebab, sejak awal
tokoh Muslim negeri ini memang menghendaki Indonesia sebagai dár al-salám
(negeri damai), bukan dár al-Islám (negara Islam). Ijtima’ ulama nusantara yang
termanifestasikan dalam konsep dár al-‘ahdi wa al-syahádah itu, kini ‒pascareformasi‒
tampak harus berhadap-hadapan dengan infiltrasi ideologi Islam
transnasional yang menyimpang dari semangat kebangsaan. Merebaknya
organisasi-organisasi hizbiyyah, gerakan-gerakan Islam tasfiyyah dan tarbiyyah,
serta maraknya narasi dakwah khilafah yang dikampanyekan di berbagai halaqah
dan daurah –serta sosial media– harus selalu diimbangi dengan syi’ar
kebangsaan yang tegas. Menariknya, gerakan serta organisasi yang dimaksud
banyak yang secara struktural diimami oleh warga negara keturunan Arab
(Hadrami). Kendati tak representatif, tapi kehadiran mereka cukup meresahkan.
Oleh karena itu, penting untuk membuka kembali lembar sejarah sebagai publicawareness
tentang kiprah serta kontribusi aktif Hadrami dalam memperjuangkan
serta mengisi kemerdekaan. Berbanding terbalik dengan wajah radikal yang
ditampilkan beberapa tokoh Hadrami pasca-reformasi, Hadrami dalam sejarah
nasional merupakan rupa moderat yang terintegrasi secara unik dalam rasa
keindonesiaan.
Penelitian ini mengulik sejarah pergulatan identitas kebangsaan
komunitas Hadrami di Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian
sejarah, –yang meliputi; heuristik, analisis serta kritik sumber data, dan
historiografi– penelitian menemukan bahwa, (1) Konstruksi identitas Hadrami di
Indonesia disusun oleh elemen-elemen berikut; (a) Perkembangan dunia Islam
internasional. (b) Negara (kolonial dan modern). (c) Komunitas Hadrami. (d)
Masyarakat lokal. (2) Proses integrasi kebangsaan kaum Hadrami didorong oleh
beberapa faktor, yaitu; (a) Konflik wullayti-muwallad. (b) Adanya agent of
change. (c) Tekanan politik nasional. (5) Garis koordinasi organisasi yang tidak
solid adalah penyebab utama munculnya dualisme salah satu organisasi Hadrami
pasca-reformasi, al-Irsyad al-Islamiyyah.
Kendati secara spesifik berbicara tentang komunitas Hadrami, target
pembaca penelitian ini justru diharapkan mampu menyentuh khalayak yang lebih
umum. Di tengah semakin menguatnya isu politik identitas dan tampilnya beberapa tokoh Hadrami sebagai mobilisator aksi –unjuk rasa berjilid-jilid– yang
cenderung mengarah pada upaya politisasi agama, masyarakat umum perlu
dibekali pemahaman yang utuh dan tidak distortif tentang sejarah pergulatan
identitas kebangsaan kaum Hadrami di Indonesia. Budaya taqbίl dan tafádhul
yang tak diimbangi dengan pemahaman sejarah yang baik akan rentan terhadap
eksploitasi politik praktis.
Kata kunci: Hadrami, kebangsaan, identitas.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain