Text
DISERTASI:Transformasi Strategi Dakwah (Studi Komunikasi Politik Perjanjian Hudaibiyah)
Tujuan utama penelitian ini adalah mendeskripsikan transformasi strategi
dakwah yang ditempuh Rasulullah saw. dalam proses komunikasi politik pada
Perjanjian Hudaibiyah. Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini
adalah bagaimana transformasi strategi dakwah berdasarkan studi komunikasi politik
dalam Perjanjian Hudaibiyah. Penelitian ini dibangun atas dua sub masalah. Pertama,
bagaimana lanskap transformasi strategi dakwah Perjanjian Hudaibiyah, dan kedua,
bagaimana konstruksi komunikasi politik Perjanjian Hudaibiyah.
Secara metodologis, penelitian ini merupakan riset kepustakaan yang bersifat
deskriptif analitik dengan pendekatan historis. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah; buku-buku sirah nabawiyah yang membahas Perjanjian
Hudaibiyah, buku-buku komunikasi politik, dan literatur penunjang yang berkaitan
dengan diskursus strategi dakwah, baik yang ditulis di dalam negeri maupun di luar
negeri. Data tersebut diolah dengan menggunakan tekhnik analisis deskriptif, analisis
taksonomi, dan analisis interpretatif, berlandaskan kerangka teoretis syumuliyyat alIsla>m
(universalitas
Islam)
dalam
lanskap
historik
dakwah
Rasulullah
saw.
Hasil penelitian menunjukkan, lanskap transformasi strategi komunikasi
politik Perjanjian Hudaibiyah adalah gambaran utuh proses transformasi strategi
dakwah, dari dakwah point blank (langsung) mengajak mad’u (personal-komunal)
untuk mentranfer dirinya menjadi muslim, menjadi dakwah roundabout (tidak
langsung) dengan memengaruhi mad’u (komunal) melalui struktur, suprastruktur,
maupun infrastruktur politik, struktur sosial, serta ekonomi, sehingga terjadi transfer
kedalam Islam secara masif. Transformasi strategi dakwah ini telah dimulai tahun 1
H, sejak Allah swt., mengizinkan kaum muslimin berperang untuk mempertahankan
diri. Untuk itu, Rasulullah saw., mengerakkan satuan-satuan bersenjata kaum
muslimin yang berhasil menekan dan memengaruhi sosial politik wilayah-wilayah
sekitar Madinah. Sedang musyrikin Quraisy baru dapat digiring untuk memberikan
legitimasi terhadap eksistensi ideologi Islam dan politik kaum muslimin pada
Perjanjian Hudaibiyah. Konstruksi komunikasi politik Perjanjian Hudaibiyah
merupakan keseluruhan konsepsi, alur, dan proses komunikasi yang bermuatan
politik, mulai dari komunikasi non verbal, soft diplomasi, proses perundingan, serta
kepatuhan terhadap klausul-klausul hasil perjanjian.
Penelitian ini berimplikasi terhadap determinasi transformasi strategi dakwah
sebagai al-wa>’i al-naz}ari< (kesadaran konsepsi) dan tujuan konsepsi tersebut, serta
al-wa>’i< al-ta>ri
Tidak tersedia versi lain