Text
DISERTASI: PEMBERIAN AIR SUSU IBU PADA ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis manfaat ASI kepada anak usia dini; (2) mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis pandangan Islam terhadap pemberian ASI pada anak usia dini; (3) mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis masalah dalam pemberian ASI dan solusinya.
Jenis penelitiannya adalah penelitian kualitatif berbasis studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan analisis isi (content analysis). Pendekatan penelitian ini adalah pertama pendekatan keilmuan yakni pendekatan keagamaan, yuridis formal, pedagogis, dan sosiologis; kedua pendekatan metodologis, dalam penelitian ini masuk dalam ranah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Instrumen kunci dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data yaitu, penetapan desain atau model penelitian dengan menetapkan beberapa teks yang akan diteliti, dan pencarian data primer, yaitu teks itu sendiri. Sumber data dalam penelitian ini sebagai sumber primer yaitu anjuran memberi ASI kepada anak yakni QS al-Baqarah/2: 233, QS Luqma>n/31: 14, dan QS al-Ahqa>f/46: 15, dan buku yang membahas tentang kata al-Tarbiyah karya Ahmad Fu’ad al-Ahwāniy dengan judul al-Tarbiyah fīl Islam, karya Muhammad Athiyah al-Abrāsy dengan judul Rūh al-Tarbiyah wa al-Ta’līm, karya Jamāl al-Dīn Ibn Manzūr dengan judul Lisān al-‘Arab, jilid I, karya Luwis Ma’lūf dengan judul al-Munjid fī al-Lugah wa A’lām, dan karya Ishāq Ahmad Farhān dengan judul al-Tarbiyah al-Islāmiyah bayn al-Asālah wa al-Ma’āsirah. Kata al-ta’līm dalam karya Abd. al-Fattāh Jalāl dengan judul Min Ulūl al-Tarbawiy fī al-Islām, karya Muhammad Rasyid Ridha, dengan judul Tafsir al-Qur'an al-Hakim; Tafsir al-Manar Juz VII. Kata al-Ta’di>b dalam karya Muhammad Naquib al-Attās dengan judul Aims and Objective of Islamic Education. Sumber sekunder yaitu yang membahas tentang buku yang membahas tentang al-Tarbiyah karya Abdurrahman An-Nahlawi, dengan judul Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, Kata al-ta’līm karya Samsul Nizar dengan judul Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis Kata al-ta’di>b karya Abdul Fattah Jalal dengan judul Azas-azas Pendidikan Islam Karya Armai Arief dengan judul Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, karya Abdul Rachman Shaleh dengan judul Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi, karya Ahmad Tafsir dengan judul Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Teknik pengolahan dan analisis data melalui analisis induktif, analisis komparatif, dan verifikasi data. Prosedur analisis terhadap data penelitian dilakukan dengan mengklasifikasi, menyeleksi, mengkomparasi hasil karya-karya tulis yang membahas tentang proses pendidikan dalam pemberian ASI kepada anak dan anjuran menyusui anak dalam pandangan Islam.
Hasil penelitian disertasi ini adalah: (1) Manfaat pemberian ASI kepada anak usia dini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: pertma aspek gizi, yaitu kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Kedua aspek imunologik yaitu ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi, mengandung immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Mengandung sekretori Ig. A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan. Mengandung laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan. Mengandung lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. mengandung nitrogen yang menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus, bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan. Juga sangat bermanfaat bagi ibunya yaitu mencegah perdarahan, mengurangi berat badan ibu, mengurangi resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim, serta penundaan kehamilan; (2) Pandangan Islam terhadap pemberian ASI pada anak usia dini mengacu pada dua hal pertama anjuran menyusui anak dalam al-Qur’an QS al-Baqarah/2: 233, QS Luqma>n/31: 14, dan QS al-Ahqa>f/46: 15 secara umum mengandung makna di antaranya: aspek pemberian ASI kepada anak, aspek memberi nafkah kepada anak, dan aspek pengasuhan kepada anak. Khusus aspek pendidikan Islam kepada anak meliputi: mendidik menanamkan kasih sayang, mendidik menanamkan rasa tanggung jawab, mendidik dan menanamkan kesabaran. Kedua proses pendidikan dalam pemberian ASI kepada anak usia dini diimplementasi oleh ibu berdasarkan pengertian pendidikan Islam yaitu term al-Tarbiyah, term al-Ta’li>m, dan term al-Ta’di>b. (1) kata al-tarbiyah berasal dari kata rabba-yarubbu berarti memelihara dan menjaga fitrah. Dalam pemberia ASI terdapat perasaan halus, kasih sayang dan lemah lembut sehingga memungkinkan keberhasilan pemeliharaan tumbuh kembang dan menjaga fitrah anak; (2) kata al-ta’līm yang mengacu pada aspek intelektual (pengetahuan). Pemberia ASI kepada anak memungkinkan asupan gizi lebih maksimal, sehingga meningkatkan kecerdasan anak (3) kata al-ta’di>b mengacu pada aspek pendidikan moralitas (adab). Anak yang mendapat ASI mendapat teladan kesetiaan dan kasih sayang dari ibunya sehingga sangat berperan membentuk akhlak mulia anak, karena periode emas dalam membentuk akhlak anak adalah ketika usia menyusui (4) dalam memberikan ASI terdapat pola kasih sayang, perhatian dan lemah lembut orang tua kepada anak sehingga memberikan peran dan stimulus terhadap perkembangan kepribadian anak; (5) memberi ASI berarti mengarahkan pertumbuhan fisik, karena dalam menyusui timbul gerak kasar dengan melakukan gerakan yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk dan menendang yang memungkinkan memperbaiki pertumbuhan fisik anak. Menyusi akan mendukung perkembangan psikis anak karena dalam menyusi adanya support psikologis berupa lindungan ibu, kasih sayang dan kontak jasmaniah sewaktu menyusui bayi. Olehnya itu, dibutuhkan kondisi phisikis ibu yang baik karena berdampak baik bagi perkembangan psikis anaknya; dan (6) dalam pendidikan Islam dperlukan bimbingan dan asuhan terhadap anak. Proses menyusui anak tercipta bimbingan dan pengasuhan yang mantap bagi bayi, karena dalam mengasuh anak melibatkan seluruh aspek kepribadian jasmani, intelektual, emosional, ketrampilan, norma, dan nilai pendidikan Islam; (3) Masalah dalam pemberian ASI yaitu biasanya puting mengalami perlukaan (puting lecet dan nyeri), payudara mengalami pembengkakan, bentuk putting melekat ke dalam (retracted nipple), dan aluran untuk keluarnya ASI tersumbat. Sedangkan solusi adalah breast care yaitu perawatan payudara yang bertujuan untuk memelihara kebersihan dan memperlancar ASI. pijat oksitosin yaitu pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae, dan memperhatikan posisi bayi pada saat menyusui.
Implikasi penelitian yaitu (1) untuk meningkatkan kesadaran ibu memberikan ASI pada bayinya diperlukan penanganan serius dari pihak yang berwenang agar memberi sosialisasi baik secara langsung maupun melalui media tentang manfaat ASI bagi anak dan bagi ibu yang menyusui. (2) ASI bagi anak dan Ibu yang menyusui sangat bermanfaat, namun dalam kenyataan di lapangan masih banyak orang tua belum mengetahui manfaat ASI baik untuk anak maupun manfaat bagi ibu, dengan demikian perlu pengetahuan bagi keluarga tentang manfaat ASI melalui sosialisasi baik itu dilakukan oleh lembaga pemerintahan, lembaga pendidikan maupun sosialisasi ditempat ibadah, tentu dibutuhkan peranan para Ulama memberikan materi pentingnya pemberian ASI kepada anak dalam mensyiarkan agama Islam. Karena pada dasarnya orang tua yang memberi ASI pada anaknya berarti telah melaksanakan proses pendidikan sejak dini; (3) dalam rangka suksesnya pemberian ASI kepada anak tanpa merugikan karir kaum ibu maka diperlukan suatu kesadaran individu dan kolektif dalam mendukung ibu yang memberi ASI kepada anaknya agar diberi kebijaksanaan waktu untuk menyusui. Bukan hanya kesadaran individu dan kolektif, tetapi pemerintah harus menangani secara serius dengan membangun sarana pendukung suksesnya pemberian ASI kepada anak khususnya bagi ibu yang bekerja di luar rumah. Bahkan memberi sanksi kepada kantor pemerintah dan perusahaan swasta yang tidak mendukung suksesnya pemberian ASI bagi ibu yang bekerja; (4) agar pemberian ASI bisa berjalan dengan baik, hendaklah diniatkan untuk ibadah menyusui bayinya, “Janganlah engkau menyusui anakmu seperti hewan yang menyusui anaknya karena didorong kasih sayangnya kepada anak. Akan tetapi susuilah dengan niat mengharap pahala dari Allah dan agar ia hidup melalui susuanmu itu. Mudah-mudahan ia kelak akan bertauhid kepada Allah swt.”; (5) Kepada para petugas kesehatan, guru, dan juru dakwah agar mensosialisasikan pemberian ASI, karena memberi ASI kepada anak bukan hanya memenuhi kebutuhan anak dan bermanfaat kepada ibu, akan tetapi sebagai ibadah bagi yang melakukannya, (6) Khususnya di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menjadi teladan bagi lembaga lain tentang perhatian serius kepada ibu yang sedang memberi ASI anaknya. Misalnya menyiapkan fasilitas ruangan khusus bagi ibu yang menyusui anak, guna memperlancar pemberian ASI pada anak. Lembaga pendidikan Islam sangat penting menjadi teladan dalam hal pemberian ASI karena ibu yang memberi ASI telah melaksanakan proses pendidikan sejak dini. Berdasarkan hasil penelitian disertasi ini bahwa ibu yang memberi ASI telah menjalankan pendidikan Islam sesuai dengan pengertian pendidikan Islam yaitu kata al-tarbiyah yang bermakna memelihara dan menjaga fitrah, kata al-ta’līm yang mengacu pada aspek intelektual (pengetahuan), dan kata al-ta’di>b mengacu pada aspek pendidikan moralitas (adab), semua kata tersebut teraplikasi dalam pemberian ASI kepada anak sejak dini. Pemberian ASI pada anak perlu mendapat perhatian serius, karena para Nabi terdahulu telah diberi ASI dengan sempurna. Islamlah yang pertama kali memperkenalkan pentingnya ASI dalam al-Qur’an sudah sejak empat belas abad yang lalu memerintahkan agar para ibu menyusukan anak dengan sempurna. Hal ini disebabkan karena dalam fase anak usia 0-2 tahun, sang bayi praktis hanya mengandalkan asupan ASI dari ibu. Proses yang paling berpengaruh dalam pembentukan jati diri anak dalam fase ini adalah proses penyusuan. Para ahli pendidikan mengungkapkan, bahwa anak kecil dapat dipengaruhi oleh perlakuan ibu dan ayah yang penuh kasih sayang, akan memberi warna positif terhadap sang bayi. Susuan, dekapan dan kehangatan ibunya yang shalihah sangat menentukan pembentukan akhlak mulia anak.
Tidak tersedia versi lain