Text
Disertasi: Pandangan Sunni Terhadap rijal Syiah (telah atas kitab lisan al-mizan karya Ibn Hajar al-'Asqalani)
Kontroversi antara mazhab Sunni> dan Syi>‘ah secara politis maupun teologis berdampak terhadap status rija>l hadis. Berbagai literatur klasik Sunni> menjadi saksi sejarah bagaimana sebuah hadis bisa tertolak karena unsur kesyi>‘ahan rawinya. Lisa>n al-Mi>za>n adalah kitab rija>l hadis dari kalangan Sunni> yang banyak membicarakan rawi hadis dari kalangan Syi>‘ah. Disertasi ini mengkaji tentang pandangan Sunni> terhadap rija>l Syi>‘ah dengan menelaah kitab Lisa>n al-Mi>za>n karya Ibn H{ajar al-‘Asqala>ni>. Pembahasan dalam disertasi ini berkaitan dengan identifikasi status periwayatan rija>l Syi>‘ah, dan penerapan tajri>h{ dan ta‘di>l terhadap rija>l Syi>‘ah dalam Lisa>n al-Mi>za>n. Library research (kajian pustaka) ini menggunakan pendekatan kala>mi> (teologis), falsafi> (filosofis), ta>rikhi> (historis), siya>si> (politis) dan al-jarh} wa al-ta‘di>l (ilmu kritik rawi hadis) dalam mengkaji segala aspek yang terkait dengan kitab Lisa>n al-Mi>za>n dan penulisnya, serta pandangan Sunni> terhadap rija>l Syi>‘ah dalam kitab tersebut.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kritikus hadis Sunni> mengidentifikasi periwayatan rija>l Syi>‘ah dengan terlebih dahulu menunjukkan identitas kesyi>‘ahan melalui penggunaan berbagai term. Term tersebut adakalanya menunjukkan sikap sektarian, di antaranya: Tasyayya‘a, dan al-rafd}, terkadang juga menyebutkan nama komunitas tertentu, di antaranya: Al-Ima>miyah, al-Kaisa>niyah, al-Zaidiyah, al-Isma>‘i>liyah, dan al-Nus}airiyah. Berdasarkan penggunaan term-term ini, dapat teridentifikasi ada 703 rija>l Syi>‘ah dalam Lisa>n al-Mi>za>n, yang terdiri dari 30 rija>l Syi>‘ah Gula>h, 51 rija>l Syi>‘ah Ra>fid}ah, dan 622 rija>l dari kelompok Syi>‘ah yang lain. Kritikus hadis Sunni> juga mengidentifikasi rija>l Syi>‘ah melalui penisbahan sanad kepada imam-imam Syi>‘ah, seperti: Rija>l ‘Ali> bin Abi> T{a>lib, rija>l H{asan al-Zaki>, rija>l H{usain Sayyid al-Syuhada>’, rija>l ‘Ali> Zain al-‘Abidi>n, rija>l Muh}ammad al-Ba>qir, rija>l Ja‘far al-S{a>diq, rija>l Mu>sa> al-Ka>z}im, rija>l ‘Ali> al-Rid}a>, rija>l Muh}ammad al-Jawa>d, rija>l ‘Ali> al-Ha>di>, rija>l H{asan al-‘Askari>, dan rija>l Zaid bin ‘Ali>. Identifikasi status periwayatan rija>l Syi>‘ah dilakukan dengan menganalisis berbagai pandangan para kritikus hadis Sunni> yang termuat dari literatur beragam bidang keilmuan.
Tidak seluruh rija>l Syi>‘ah dalam Lisa>n al-Mi>za>n mendapat kritikan dari sarjana Sunni> terkait dengan identitas, penilaian ataupun periwayatan hadis. Hanya 41 rija>l Syi>‘ah Ra>fid}ah, 20 rija>l Syi>‘ah Gula>h, dan 101 rija>l Syi>‘ah kelompok lainnya saja yang mendapat kritikan dalam Lisa>n al-Mi>za>n. Berdasarkan penerapan kaidah al-jarh} wa al-ta‘di>l, ditemukan 23 rija>l Syi>‘ah Ra>fid}ah yang diterima periwayatannya dan 18 rija>l tertolak, dengan intensitas keterkaitan kesyi>‘ahan mencapai 56 %. Ada 3 rija>l Syi>‘ah Gula>h yang diterima dan 17 rija>l tertolak, dengan intensitas keterkaitan kesyi>‘ahan 70 %. Ada 56 rija>l Syi>‘ah kelompok lainnya yang diterima, dan 45 rija>l tertolak, dengan intensitas keterkaitan kesyi>‘ahan hanya 25 %. Jadi, secara umum kritikus hadis Sunni> masih menganggap kesyi>‘ahan sebagai faktor penting dalam penentuan status periwayatan rija>l Syi>‘ah dalam Lisa>n al-Mi>za>n. Penelitian ini juga menunjukkan pandangan Sunni> terhadap rija>l Syi>‘ah dalam Lisa>n al-Mi>za>n lebih didominasi oleh kelompok hadisolog Sunni>-liberal/sekuler, yaitu kelompok yang menerima riwayat dari rija>l Syi>‘ah secara mutlak.
Disertasi ini merekomendasikan perlunya mengeliminasi aspek kebid‘ahan dalam pembuktian keadilan rawi karena mengandung bias mazhab. Perlunya penyusunan kitab rija>l dengan menggunakan metode tematis hadis untuk mempermudah deteksi aspek promosi mazhab rawi serta menambah keyakinan bagi peneliti rija>l hadis. Disertasi ini juga mendorong munculnya kajian-kajian baru lintas mazhab di kalangan akademisi, dan taqri>b yaitu upaya-upaya pendekatan dan pencarian “titik mesra” di tengah-tengah masyarakat muslim yang plural.
Tidak tersedia versi lain