Text

Tesis: dampak perang makassar terhadap umat islam sulawesi selatan abad XVII - XVIII M

---

Tujuan penelitian ini adalah; Pertama, mendeskripsikan kondisi umat Islam pra Perang Makassar. Kedua. mendeskripsikan proses kejadian Perang Makassar. Ketiga, mendeskripsikan eksitensi umat Islam pasca Perang Makassar.
Jenis penelitian adalah library research dengan menggunakan pendekatan historis, politik, dan sosiologi. Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dilakukan melalui metode sejarah yang meliputi empat tahapan kritis, yaitu: (1) heuristik atau pengumpulan data, (2) kritik sumber, (3) interpretasi dan (4) penulisan laporan atau historiografi.
Hasil penelitian ini terungkap bahwa keberlangsungan Perang Makassar antara kesultanan Makassar dengan VOC Belanda bukan semata-mata karena persaingan keduanya dalam pelayaran dan perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Maluku. Namun, ada pula faktor lain yang menjadi pemicu perang itu. Faktor itu adalah kondisi internal masyarakat dari kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi Selatan turut mempengaruhi jalannya konflik yang memuncak menjadi peperangan. Faktor internal tersebut adalah fakta geografis Sulawesi Selatan khususnya Makassar yang stategis berada pada pertengahan jalur pelayaran dan perdagangan antara Maluku (pusat rempah-rempah) di timur, dan Batavia dan Malaka (pintu gerbang bagi para pedagang dari Eropa dan Timur-Tengah menuju ke pusat rempah-rempah) di barat; kondisi kultural masyarakat setempat yang dikenal keras dan berani orang Belanda menyebut mereka de hantjens van het Oesten (ayam jantan dari Benua Timur) sama kerasnya dengan tabiat orang Belanda, kondisi politik masyarakat setempat yang diliputi kompetisi dalam memperoleh superiotas di antara mereka. Hal-hal demikian menjadi sumber konflik yang kelak menimbulkan perang yang dahsyat yang dikenal dengan Perang Makassar. Perang Makassar merupakan perang yang paling berat dan sengit yang pernah dilakukan Kompeni Belanda di Asia Tenggara yang berakhir dengan kemenangan VOC Belanda terhadap kesultanan Makassar. Kemenangan VOC Belanda ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat dari kerajaan-kerajaan Islam Sulawesi Selatan. Hal tersebut oleh sebagian masyarakat diterima sebagai sebuah kekalahan sebagai takdir dari Allah SWT sehingga mereka tetap tinggal di Makassar dengan mengikuti aturan Kompeni Belanda sebagai resiko dari kalah perang. Ada pula kelompok yang merespon hal itu dengan melepaskan diri dari ikatan-ikatan keduniaan yang berhubungan dengan kekuasaan dan VOC dengan memasuki dunia tarikat. Ada pula yang melakukan diaspora meninggalkan Sulawesi Selatan ke berbagai daerah di Nusantara. Diantara mereka ada secara extrim berniat tetap melanjutkan perlawanan terhadap VOC adapula yang semata-mata ingin mengadu nasib atau memperbaiki kehiduapan mereka di negeri rantau.
Dalam penelitian ini melengkapi/mendukung teori konflik sosial David Lockwood yang berasumsi bahwa perselisihan atau permusuhan antara individu atau antara kelompok disebabkan karena kompetisi atau interest terhadap kepentingan tertentu. Demikianlah rempah-rempah sebagai komoditas dagang menjadi sumber konflik antara kesultanan Makassar-VOC Belanda. Namun, konflik demikian tidak akan menjadi menimbulkan perang dahsyat sekiranya tidak ada faktor lain yang menjadi pemicunya. Kondisi geografis, kondisi kultural (tabiat), kondisi politik turut menjadi pemicu.

---

Ketersediaan

Informasi Detail

Judul Seri

-

No. Panggil

-

Penerbit

makassar-gowa : pascasarjana UIN Alauddin., 2018

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

NONE

Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Subjek

-

Info Detail Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab

-

Versi lain/terkait

Lampiran Berkas

Komentar

---

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar