Text
TESIS:WAWASAN AL-QUR’AN TENTANG AL-NAZ{AR (Kajian Tafsir Tematik dengan Pendekatan Ilmiah)
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam dan dijaga keotentikannya
oleh Allah swt.1 Demikianlah jaminan yang diberikan Allah swt. atas
kemahakuasaan-Nya dan kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang
dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Jadi setiap
muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai al-Qur’an
tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah
saw., dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi saw.2 Oleh sebab
itu, al-Qur’an ini harus dibaca, didengar dengan baik bila dibacakan,
diamalkan isinya, dan dijadikan pedoman hidup (way of life).
Sebagai way of life, al-Qur’an memberikan petunjuk dalam berbagai
persoalan, dan inilah yang dimaksud dengan istilah "universalisme al-Qur’an".
Al-Qur’an memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan aqidah, syari’ah
dan akhlak. Al-Qur’an juga meletakkan dasar-dasar prinsipil atas persoalan
tersebut.
Dalam upaya memahami al-Qur’an perlu ditafsirkan dan penafsir
pertama adalah Nabi saw. Beliau adalah mubayyin (pemberi penjelasan) atas
1Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. AlQur’an dan Terjemahnya; (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012). h. 355
2
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat (Cet. XII; Bandung: Mizan, 1996), h. 21.
12
ayat-ayat al-Qur’an kepada sahabatnya. Setelah Nabi saw. meninggal,
kegiatan tafsir dilanjutkan oleh para sahabat beliau, kemudian para ta@bi’i@n,
ta@bi' al-ta@bi’i@n, para ulama dari ta@bi'-ta@bi' al-ta@bi’i@n secara turun temurun
sampai saat ini. Itu berarti bahwa kegiatan tafsir tidak pernah berhenti dan
justru telah mengalami dinamika sejarah perkembangan.
Tidak tersedia versi lain