Perpustakaan Pascasarjana UIN Alauddin - Hacked By OreoGans

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Disertasi: Al-nafs dalam al-qur'an (suatu kajian tasawuf)
Penanda Bagikan

Text

Disertasi: Al-nafs dalam al-qur'an (suatu kajian tasawuf)

Ilham Shaleh - Nama Orang;

Masalah pokok yang muncul dari judul ”al-Nafs dalam al-Qur’an; Suatu Kajian Tasawuf” adalah bagaimana rumusan-rumusan al-Qur’an tentang al-nafs? Dari permasalahan pokok dijabarkan dalam bentuk sub masalah yaitu: 1) bagaimana eksistensi dan bentuk-bentuk al-nafs dalam al-Qur’an 2) bagaimana hakikat makna al-nafs dalam al-Qur’an. 3) bagaimana impelementasi al-nafs dalam pengamalan ajaran Islam.
Untuk menjawab masalah di atas, maka digunakan metode pendekatan ilmu tafsir, dan metode tafsir mauḍū‘ī. Dalam pengolahan data digunakan teknik analisis isi (content analysis), dan untuk menafsirkan ayat-ayat menggunakan beberapa teknik interpretasi yaitu; interpretasi tekstual, linguistik, sistimatik, sosio historis, kultural, logis, dan ganda, sementara pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tasawuf.
Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 313 kali, al-Qur’an menyebut al-nafs dalam tiga bentuk kata jadian, yaitu (a) al-nafs (77 kali) – nufus (2 kali) – anfus (158 kali), (b) tanaffasa (1 kali) dan (c) yatanaffas (1 kali). Dari bentuk pengungkapan tersebut, al-nafs mempunyai aneka makna: al-nafs sebagai diri Tuhan, diri atau seseorang, person sesuatu, ruh, jiwa, totalitas manusia, dan sisi dalam manusia yang melahirkan tingka laku.
Makna dan hakikat al-nafs dalam al-Qur’an adalah wujud totalitas dan sisi dalam yang ada pada manusia, yang mempengaruhi perbuatannya. Al-Nafs memiliki dua potensi, yaitu al-nafs derajat mulia yaitu kecenderungan membuat perilaku manusia menjadi mulia dan al-nafs derajat buruk yakni memiliki kecenderungan membuat perilaku manusia menjadi buruk. Al-Nafs derajat mulia dimiliki oleh orang-orang bertakwa dan al-nafs derajat buruk dimiliki oleh orang-orang yang menentang perintah Allah swt. dan mengabaikan ketentuan-ketentuannya, orang-orang sesat, yang cenderung berperilaku menyimpang melakukan kekejian dan kemungkaran. Di samping itu, al-nafs adalah ciptaan Allah yang sempurna, oleh karena itu, ia harus tetap dijaga kesuciannya, sebab karakteristik al-nafs yang dimiliki tiap manusia berbeda-beda tergantung bagaimana usaha masing-masing dalam menjaga al-nafs dari hawa yang mendorong pada syahwat.
Implementasi al-nafs terhadap pengamalan syariat Islam dapat tergambar dari pengamalan terhadap rukun Islam yang ada. Dua kalimat syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji bukan hanya sekadar amalan lahiriah yang hanya cukup dengan ucapan dan tindakan, tetapi rukun Islam harus diamalkan dengan melibatkan hati sehingga dapat berpengaruh pada tuturkata dan sikap yang mencerminkan sikap islami. Dua kalimat syahadat harus menjadi jiwa dalam setiap langkah, salat media bermunajat kepada Allah sehingga tidak boleh selesai dengan selesainya salat lahirnya tetapi dilanjutkan dan diimplementasikan oleh salat batin, zakat tidak hanya sebatas berbagi materi tetapi juga dapat berbagi secara immateri, puasa tidak hanya menahan dari segala yang membatalkan puasa tetapi juga menahawan hawa al-nafsu agar tidak dikuasai keduniawian, dan haji bukan sekadar berpakaian putih dan tidak berjahit tetapi harus diartikan putih karena terbebas dari “tuhan-tuhan kecil” dan tidak berjahit karena bebas dari ikatan-ikatan syubhat terlebih lagi haram.
Dari hasil penelitian tersebut di atas, menunjukkan bahwa konsep al-nafs dapat berpotensi pada dua aspek yang saling berlawanan yaitu al-nafs dengan makna positif dan al-nafs dengan makna negatif, sehingga manusia dituntut untuk mengarahkan al-nafs pada hal-hal yang bersifat positif saja. Di samping itu, al-nafs dapat menjadi sarana atau media untuk mengamalkan syariat Islam secara ka>>ffah, sehingga prilaku negatif dapat dihilangkan atau paling tidak dapat diminimalisir, khususnya pada sifat batiniah yang memicu munculnya sifat negatif pada lahiriahnya, baik kepada Allah swt. maupun kepada sesama manusia. Pemahaman tentang konsep al-nafs juga akan mampu menghilangkan konflik yang terjadi dalam masyarakat, mencegah perilaku negatif dalam seluruh tataran kehidupan, serta kejahatan lainnya dan pada gilirannya akan menghantarkan kepada kehidupan yang tenteram.


Ketersediaan
#
Pascasarjana Belum memasukkan lokasi
01457
Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Repair
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
-
Penerbit
uinam-samata : pascasarjana., 2015
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
  • DOWNLOAD
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

Perpustakaan Pascasarjana UIN Alauddin - Hacked By OreoGans
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

As a complete Library Management System, SLiMS (Senayan Library Management System) has many features that will help libraries and librarians to do their job easily and quickly. Follow this link to show some features provided by SLiMS.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?