Detail Cantuman Kembali
DISERTASI: RITUAL DALAM SEJARAH TRADISI HAJI ILALANG EMBAYYA PADA MASYARAKAT ADAT KAJANG AMMATOA (AKULTURASI ISLAM DENGAN BUDAYA LOKAL)
Penelitian ini bertujuan untuk; Pertama, menjawab masalah kapan
masuknya Islam di Kajang yang melahirkan tradisi Haji Ilalang Embayya. Kedua,
mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan dan tata cara pelaksanaan
tradisi haji Ilalang Embayya. Ketiga, mendeskripsikan dan menganalisis proses
transformasi unsur-unsur Islam dalam ritual akkattere/haji Ilalang Embayya
melalui teori akulturasi.
Jenis penelitian ini adalah field research dengan menggunakan pendekatan
historis, antropologi dan sosiologi agama. Penelitian ini bersifat deskriptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa: observasi, wawancara dan
telaah karya penelitian,dokumen maupun buku-buku karya ilmiah lainnya. Data
yang diperoleh kemudian diverifikasi, diinterpretasi, diolah dan dianalisis secara
deskriptif-kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Islam masuk ke Kajang sekitar abad
ke XVII Masehi yang dibawa oleh seorang ulama dari Minangkabau yang dikenal
dengan nama Datuk Tiro. Selanjutnya Ammatowa mengutus tiga orang anaknya
untuk pergi menimba ilmu tentang ajaran agama Islam di kerajaan Luwu dan
Kerajaan Gowa. Namun dari ketiga utusan-utusan yang dikirim untuk belajar
agama Islam, setelah kembali ke Kajang tidak mengajarkan ajaran Islam
sebagaimana mestinya. Yang diajarkan hanyalah ajaran Islam yang memiliki
persamaan dengan adat istiadat, sedangkan yang tidak sesuai ditinggalkan,
walaupun ajaran itulah yang benar menurut Alquran dan Hadis. Alasan mereka
bahwa melanggar adat akan mendapat sanksi secara langsung. Akibatnya, ajaran
Islam tidak tersebar secara meluas di tengah masyarakat, bahkan kabur dalam
pelaksanaannya karena bercampur baur antara ajaran Islam dengan kepercayaan
lama mereka. Perkembangan dan tata cara pelaksanaan Haji Ilalang Embayya
terbagi dua periode; pertama, periode tradisional atau sebelum datangnya Islam,
yang mana dalam hal ini banyak bertentangan dengan ajaran Islam karena banyak
dipengaruhi oleh kepercayaan animisme; kedua, periode setelah datangnya Islam,
yang mana dalam hal ini pelaksanaan haji Ilalang Embayya yang ada sekarang
sudah ada pengaruh nilai-nilai Islam yang masuk memberi warna pada tradisi
tersebut. Seperti bacaan mantera sudah diganti dengan bacaan doa-doa yang
bersumber dari alquran, istilah sandro sudah diganti dengan imam dan lain-lain,
namun masih ada juga yang mereka pertahankan sesuai dengan kepercayaan
mereka. Salah satu contoh adalah tempat dan waktu pelaksanaan haji tersebut
tidak dilaksanakan di Mekkah melainkan di dalam wilayah mereka sendiri, dengan alasan hal tersebut bertentangan dengan prinsip hidup kamase-masea atau
pola hidup sederhana, dalam artian tidak menggunakan barang-barang yang
sifatnya modern dan hidup apa adanya. Realitas bentuk akulturasi dilihat dari tiga
sisi; pertama, tujuan pelaksanaan ritual akkattere/haji Ilalang Embayya; kedua,
penggunaan simbol dalam ritual akkattere/haji Ilalang Embayya; ketiga, ritual
akkattere/haji ilalang embayya sebagai wadah menjalin silaturrahmi.
Implikasi penelitian pertama, semakin menambah keyakinan bagi masyarakat
adat Kajang, bahwa dibalik rezeki yang telah didapatkan ada campur tangan
Tuhan, oleh karena itu kita wajib mensyukurinya melalui ritual akkattere/haji
ilalang embayya; kedua, tradisi akkattere/haji ilalang embayya ini menjadikan
masyarakat adat Kajang Ammatoa menjadi dikenal dan banyak dikunjungi orang,
hal ini bisa dilihat dari banyaknya pengunjung yang selalu datang berkunjung ke
tempat ini khususnya ke rumah tempat tinggal Ammatoa.
Kata Kunci: Haji Ilalang Embayya, ammatoa, akulturasi Islam, budaya lokal.
SITTI AISYAH - Personal Name
2X9 SIT r
2X9
Text
Indonesia
SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
2021
PASCASARJANA UINAM
LOADING LIST...
LOADING LIST...