Detail Cantuman Kembali
Tesis: MUHAMMADIYAH: KONTESTASI IDEOLOGIS ANTARA ISLAM PROGRESIF DAN ISLAM KONSERVATIF
Tesis ini fokus mengkaji varian pemikiran Islam yang berkembang di Muhammadiyah. Problem yang hendak dijawab adalah posisi pemikiran Muhammadiyah dalam khazanah pemikiran Islam, genealogi pemikiran Islam progresif dan konservatif dan model kontestasinya di Muhammadiyah.
Dalam rangka mencapai maksud tersebut maka dilakukan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode kualitatif-deskriptif-analitis serta memanfaatkan tiga pendekatan, yaitu kesejarahan, sosiologi pengetahuan dan analisis wacana.
Peneliti menemukan bahwa dua kecenderungan pemikiran di Muhammadiyah yakni pemikiran Islam Progresif dan Islam Konservatif diakibatkan beberapa faktor, di antaranya: pertama, generasi pelanjut Muhammadiyah, menafsirkan dan memberi penekanan secara berbeda terhadap pemikiran berikut sepak terjang KH Ahmad Dahlan; kedua, fenomena Islam global kontemporer yakni serbuan gerakan Islam transnasional dari Timur Tengah dan hegemoni pemikiran Barat yang liberal; ketiga, latar pendidikan, sosial keagamaan dan kebudayaan memberikan pengaruh yang signifikan. Sebagian besar mentor kelompok Islam progresif di Muhammadiyah berpendidikan modern Barat. Tesis ini juga mengungkap bahwa kontestasi pemikiran di Muhammadiyah terjadi setidaknya pada tiga wilayah, yaitu metodologi pemikiran, konstruksi pemikiran dan ideologisasi pemikiran. Yang terakhir ini merupakan konsekuensi dari dua wilayah pertama yang memunculkan kontestasi yang lebih praktis yakni bagaimana memasarkan ide dan keyakinan, hal demikian mereka lakukan melalui jalur struktural organisasi dan jalur kultural.
Sikap keberagamaan Muhammadiyah yang tidak mengikatkan diri pada satu aliran teologi dan mazhab fiqih tertentu meniscayakan terjadinya keragaman pemikiran para warganya, pada satu sisi sikap keberagamaan demikian merupakan kekayaan dan keunikan tersendiri sebagai tenda besar ragam pemikiran namun apabila tidak dikelola secara baik dan tidak disikapi secara dewasa justeru akan menimbulkan gesekan bahkan perpecahan internal yang menghabiskan energi organisasi. Olehnya itu melalui tesis ini, peneliti setidaknya mengajukan dua saran. Pertama, Muhammadiyah harus lebih bersungguh-sungguh mendiskursuskan Islam moderat berkemajuan dengan basis epistemologi yang kuat dan sistematis. Kedua, Muhammadiyah perlu secara lebih tegas dan intens secara struktural membangun dialog lintas mazhab dan agama di semua level, dengan itu kesalingpahaman antara kelompok yang berbeda dikalangan akar rumput Muhammadiyah benar-benar terwujud.
Mursalim - Personal Name
2X6.6
2X6.6
Text
Indonesia
PEMIKIRAN ISLAM
2021
PASCASARJANA UINAM
LOADING LIST...
LOADING LIST...