Detail Cantuman Kembali

XML

DISERTASI: MANAJEMEN MUTU AKADEMIK PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (Studi Kasus STAIN dan STIS di Samarinda)


Disertasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana program manajemen mutu akademik, implementasi manajemen mutu akademik, hambatan manajemen mutu akademik dan solusinya, serta perbandingan antara STAIN dan STIS di Samarinda.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan fenomenologis, historis dan sosiologis. Sumber data penelitian ini adalah unsur pimpinan STAIN dan STIS Samarinda. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengolahan data menggunakan teknik reduksi, display dan verifikasi data. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan pengecekan keabsahan data menggunakan teknik trianggulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1. Program mutu akademik STAIN dan STIS di Samarinda adalah peningkatan mutu jurusan, peningkatan mutu mahasiswa, peningkatan mutu dosen, peningkatan mutu sarana perkuliahan, dan peningkatan mutu proses perkuliahan. 2. Implementasi manajemen mutu akademik pada STAIN di Samarinda adalah; a) peningkatan mutu jurusan dengan membuka prodi PGMI dan PGRA, melaksanakan workshop penguatan prodi, orientasi kurikulum dan promosi melalui siaran radio pesona, PKL mahasiswa, pengabdian pada masyarakat, tim sosialisasi, brosur; b) peningkatan mutu mahasiswa dengan melaksanakan sistem rekruetmen dan seleksi mahasiswa melalui jalur prestasi dan test, pesantren mahasiswa, ICT, bimbingan belajar dan pembinaan bakat mahasiswa; c) peningkatan mutu dosen dengan melaksanakan test dalam rekrutmen dan seleksi dosen, penempatan dosen, memotivasi studi lanjut, melaksanakan workshop peningkatan mutu dosen, serta meningkatkan kesejahteraan dosen dengan memperlancar sertifikasi dan program kualifikasi S1 guru PAI; d) peningkatan sarana dan prasarana perkuliahan dengan pengadaan laptop dosen, LCD pada ruang kuliah dan LCD jurusan, perpustakaan dan laboratorium jurusan, sistem pemakaian dan pemeliharaan diserahkan pada jurusan; e) peningkatan mutu proses perkuliahan dengan melaksanakan penyusunan jadwal, mempersiapkan ruang dan sarana perkuliahan, melaksanakan pengawasan dengan menyediakan jurnal dosen dan absensi mahasiswa serta surat pemberitahuan batas akhir perkuliahan, penyerahan soal dan nilai, melaksanakan evaluasi terhadap keberhasilan acara perkuliahan dan prestasi mahasiswa serta pemberian penghargaan dan sanksi. Selanjutnya implementasi manajemen mutu akademik pada STIS di Samarinda adalah; a) peningkatan mutu jurusan, dengan membentuk tim persiapan pembukaan prodi PGMI, membentuk penyusunan kurikulum, dan melaksanakan promosi melalui siaran radio Darussalam, ceramah agama, KKL mahasiswa, tim sosialisasi dan brosur; b) peningkatan mutu mahasiswa dengan melaksanakan test penerimaan calon mahasiswa, pembekalan keahlian tambahan; c) peningkatan mutu dosen dengan melaksanakan sistem seleksi dan sistem penawaran, memberikan surat rekomendasi dan keterangan sebagai dosen STIS untuk mendapatkan beasiswa, memberikan informasi tentang kegiatan peningkatan mutu dosen serta pembayaran honor pada saat penyerahan nilai; d) peningkatan mutu sarana perkuliahan dengan pengadaan 3 buah LCD dan sistem pemakaian langsung lapor pada jurusan, melengkapi buku materi perkuliahan, menata ruang perpustakaan khusus STIS; e) peningkatan mutu proses perkuliahan dengan menyusun jadwal perkuliahan, mempersiapkan ruangan perkuliahan, mempersiapkan jurnal dosen dan absensi mahasiswa, mempersiapkan surat pemberitahuan batas akhir perkuliahan, penyerahan soal dan nilai, melaksanakan evaluasi terhadap dosen dan mahasiswa serta melaksanakan sistem penghargaan dan sanksi. 3. Hambatan pelaksanaan manajemen mutu akademik pada STAIN di Samarinda adalah terlambat pembentukan tim sosialisasi, keterbatasan dana presentasi, tidak ada pengesahan penetapan kurikulum, ada prodi kurang diminati calon mahasiswa, beasiswa cemerlang untuk semua mahasiswa Kalimantan Timur lebih tinggi, program ICT kurang lancar, Asrama Pesantren Kampus belum mencukupi, ada dosen dan mahasiswa kurang pahan fungsi kepenasehatan. dosen kiriman dari pusat kadang tidak sesuai usulan kebutuhan, penempatan dosen tidak konsisten berdasarkan ijazah S1 atau S2, peraturan izin dan tugas belajar, pembinaan mutu dosen dilaksanakan saat aktif perkuliahan. laptop dan LCD banyak yang rusak, dosen mengampu beberapa mata kuliah. dosen tidak menyerahkan silabus, CO dan SMS, ada dosen dan mahasiswa tidak mentaati peraturan minimal tatap muka perkuliahan, ada dosen terlambat menyerahkan nilai dan tidak memiliki standar penilaian kinerja dosen dalam pemberian penghargaan dan sanksi. Solusinya dengan menambah unit humas, supervisor PKL, kemitraan, calon mahasiswa tidak lulus diarahkan pada prodi lain, mengkoordinir permohonan beasiswa cemerlang, asrama hanya untuk mahasiswi dan mahasiswa luar daerah, melaksanakan kegiatan pembinaan mutu dosen, memperbaiki LCD yang rusak. membentuk TIM AUDIT Internal dan penetapan standar penilaian terhadap kinerja dosen. Hambatan pelaksanaan manajemen mutu akademik pada STIS di Samarinda adalah keterlambatan pembentukan tim sosialisasi, ada dosen kualifikasi ijazah S1, KKL pada perkantoran, belum menyediakan dosen kepenasehatan akademik, belum memiliki dosen tetap, belum pernah mengadakan kegiatan peningkatan mutu dosen, LCD terbatas, Perpustakaan dalam satu bangunan dengan SMK dan SMA. Ada dosen dan mahasiswa tidak memenuhi standar kehadiran. Solusinya adalah memanfaatkan alumni, KKL kepada masyarakat, menetapkan dosen penasehat akademik, membangun kemitraan, menyiapkan ruangan perpustakaan dan meningkatkan pengawasan. 4. Perbandingan Manajemen mutu akademik pada STAIN dan STIS di Samarinda adalah sama-sama sudah memenuhi standar perguruan tinggi, karena prodinya sudah terakreditasi, walaupun STIS masih C. Penyusunan kurikulum pada STAIN berdasarkan kegiatan workshop prodi sedangkan pada STIS dengan membentuk TIM. Pengelolaan mahasiswa STAIN menyediakan dosen kepenasehatan, sedangkan STIS belum membentuk dosen penasehat akademik untuk mengawasi perkembangan prestasi mahasiswa, Pengelolaan dosen pada STAIN menetapkan kualifikasi Ijazah minimal S2, sedangkan STIS masih ada yang S1. Pengelolaan sarana pembelajaran STAIN menyediakan LCD pada setiap ruang kuliah dan LCD jurusan, Perpustakaan dan Laboratorium, sedangkan STIS hanya menyediakan LCD pada rektorat, belum memiliki gedung perpustakaan dan ruang laboratorium. Pengelolaan proses perkuliahan sama-sama berdasarkan kalender akademik.
Penelitian ini diharapkan memberikan implikasi, sebagai catatan atau reflesksi tentang pelaksanaan manajemen mutu akademik dan sebagai rujukan bagi peningkatan mutu akademik pada STAIN dan STIS di Samarinda terutama pada pengelolaan kemitraan, pengelolaan pengembangan dan pembinaan mutu dosen, pengelolaan pengawasan, dan tindak lanjut hasil evaluasi.

FATHUL JANNAH - Personal Name
2X7.3 FAT m
NONE
Text
Indonesia
PENDIDIKAN ISLAM
2014
PASCASARJANA UINAM
LOADING LIST...
LOADING LIST...