Detail Cantuman Kembali
DISERTASI: PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI AL-LIBĀS PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Analisis Tafsir Mauḍū’ī)
Disertasi ini berjudul al-libās perspektif al-Qur’an (Analisis Tafsir Mauḍū’ī). Permasalahan al-libās dalam penelitian ini adalah “bagaimana pandangan al-Qur’an tentang al-libās”. Penelitian ini bertujuan untuk membahas tiga permasalahan mendasar dalam memberikan pemahaman yang komprehensif tentang konsep al-libās yang sejalan dengan al-Qur’an, yaitu : (1) Esensi al-libās dalam al-Qur’an, (2) Eksistensi al-libās dalam al-Qur’an, serta (3) Urgensi dan pengaruh al-libās .
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan (library research) yakni library murni yang bersifat eksplorasi. Penelitian ini termasuk dalam kategori qualitative research, dengan jenis penelitiannya deskriptif analysis. Data dan informasi yang diperoleh melalui beberapa literature dianalisis dengan menggunakan pendekatan “ilmu tafsir” dan metode mauḍū‘ī / tematik. Dalam melakukan interpretasi data, peneliti menggunakan berbagai teknik interpretasi yaitu: teknik interpretasi tekstual. Interpretasi linguistik, Interpretasi sosio historis, Interpretasi sistemis, Interpretasi teleologis, Interpretasi logis, dan teknik interpretasi ganda. Sesuai dengan permasalahan di atas maka yang menjadi objek penelitian adalah ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan al-libās dan term-term yang semakna lainnya, seperti al-ṡaub, al-sirbāl, al-jilbāb, al-khimār, al-kiswah, al-zīna, dan al-hijāb.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam al-Qur’an kata al-libās dengan berbagai bentuk derivasinya terulang sebanyak 23 kali dan tersebar pada 22 ayat di 15 surah. Dari ayat-ayat tersebut dirumuskan beberapa hakikat, yaitu sebagai berikut: (1) al-libās yaitu pakaian lahir yang menutupi tubuh, baik sebagai penutup aurat, hiasan serta pelindung tubuh. (2) al-libās yang bermakna pakaian ruhani atau pakaian batin, yaitu libās taqwa yang berfungsi mengontrol sikap dan tingkah laku manusia. (3) al-libās digunakan pula bagi pasangan suami istri yang merupakan pakaian antara satu dengan yang lainnya yakni berfungsi sebagai penutup atas kekurangan masing-masing. (4) al-libās berarti menutup dalam konteks lain seperti kegelapan malam menutupi jagat raya. (5) al-libās berarti meliputi, misalnya diliputi oleh perasaan lapar dan takut. (6) al-libās berarti percampuran, yaitu mencampurkan antara yang haq dengan yang batil. (7) al-libās berarti keraguan, misalnya orang kafir sering meragukan ciptaan Allah.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa eksistensi al-libās terlihat pada jenisnya adalah al-libās al-haqīqīy yang berupa pakaian lahir dan al-libās al-ma’nawīy serta al-libās yang berupa ganjaran, baik sanksi di dunia maupun balasan di akhirat bagi ahl al-Jannah wa ahl al-Nār. Terdapat syarat dan mekanisme penggunaan al-libās dalam hadis dan ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang bagaimana seharusnya penggunaan al-libās yang sesuai dengan tuntunan agama dan fungsinya sebagai penutup aurat, perhiasan, perlindungan serta sebagai penunjuk identitas. Adapun hikmah/ tujuannya adalah untuk mensucikan hati, menghindarkan gangguan manusia dan tipu daya setan, memelihara pandangan, menjaga kehormatan serta melindungi tubuh dari sengatan panas dan dingin dan segala macam bencana. Dan yang tak kalah pentingnya adalah pengaruh al-libās dalam pembentukan pribadi setiap insan serta dampak yang ditimbulkan oleh segala macam cara, bentuk dan model pakaian baik dampak secara pribadi maupun secara sosial.
Penelitian ini berimplikasi pada pemahaman bahwa al-libās bukan hanya pakaian jasmani saja yang selama ini dikenal, tetapi terdapat pakaian rohani yang tidak kalah penting untuk mengontrol segala tindak tanduk yang dilahirkan manusia. Dengan demikian penelitian ini mampu mereduksi pemahaman masyarakat bahwa al-libās bukan hanya aspek fisik tetapi ada asfek spiritual yang lebih penting yang dapat menjadi media protective dan preventive moralitas seseorang. Al-libās bukan hanya urusan manusia secara pribadi tanpa ada konsekwensi yang ditimbulkannya. Bukan pula hanya sebatas sebagai perhiasan belaka, tetapi juga adalah penutup aurat yang tidak hanya berdampak pada keshalehan pribadi tetapi juga keshalehan sosial. Al-libās bukan hanya sekedar penutup aurat, tetapi juga sudah menjadi tradisi kehidupan rumah tangga Rasul, karena itu seharusnya tradisi tersebut juga ditransformasikan dalam kehidupan masyarakat Islam, berawal dari rumah tangga masing-masing sampai ke ruang publik. Dengan pemahaman dan penghayatan yang benar dan komprehensif tentang esensi, eksistensi dan urgensi serta dampak al-libās akan membawa kepada kemaslahatan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat.
Andi Miswar - Personal Name
2X1 AND p
2X1
Text
Indonesia
PEMIKIRAN ISLAM
2014
PASCASARJANA UINAM
LOADING LIST...
LOADING LIST...