DISERTASI: Hadis-Hadis Prediksi Nabi: Studi Kritik terhadap Hadis tentang Dajjal dan Imam Mahdi
Hadis dalam bentangan sejarahnya telah mengalami fase "sulit". Hadis terseret ke dalam pusaran konflik dan tarikan berbagai kepentingan. Salah satunya adalah konflik teologi-politik. Imbasnya pemalsuan hadis mengalir deras di tengah masyarakat Muslim. Sejak saat itulah kritik hadis sebagai upaya pemilahan, pemilihan, dan pemurnian hadis Nabi saw dilakukan dengan ketat. Meski demikian, kontroversi hadis Nabi saw tetap tak terelakkan. Di antara hadis yang kontroversial adalah hadis prediksi Nabi saw tentang Dajjal dan Imam Mahdi. Ada banyak hadis tentang Dajjal dan Imam Mahdi secara redaksional tampak saling bertentangan. Pertentangan secara redaksional itu tak pelak menyebabkan terjadinya perbedaan pada pemaknaannya (interpretasi). Di kalangan para ahli terjadi silang pendapat yang tajam dalam memaknai hadis dan memahami hakikat Dajjal dan Imam Mahdi. Selama ini Dajjal dan Imam Mahdi dipahami sebagai mahluk dengan gambaran fisik yang nyata sebagaimana terbahasakan dalam hadis secara tekstual. Bersamaan dengan itu, sebagian umat Islam menolak Dajjal dan Imam Mahdi dengan alasan bahwa hadis-hadis tentang keduanya adalah hadis-hadis yang bermasalah. Pemaknaan hadis secara tekstual menghadirkan pemahaman tentang Dajjal dan Imam Mahdi dengan pemahaman yang berbau mitos. Akibatnya ada banyak umat Islam meyakini kemunculan Dajjal dan Imam Mahdi dengan keyakinan yang menyimpang. Umat Islam menanti ketidakpastian munculnya sosok Dajjal dengan kelebihan-kelebihannya. Demikian pula penantian yang tidak pasti akan munculnya sosok Imam Mahdi. Akibatnya, di masyarakat kerap muncul orang yang mengaku Imam Mahdi.
Permasalahan tersebut menuntut perlunya dilakukan studi kritis terhadap hadis prediksi Nabi saw tentang Dajjal dan Imam Mahdi. Studi kritis dimaksudkan sebagai upaya penyelidikan secara tajam terhadap sejumlah hadis untuk memastikan autentisitas dan otoritasnya sebagai sabda Nabi saw. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan ulama tentang Dajjal dan Imam Mahdi; Memastikan kualitas hadis tentang Dajjal dan Imam Mahdi; Menyingkap hakikat keduanya menurut perspektif hadis serta implikasinya terhadap keberagamaan. Pada akhirnya, hadis-hadis tentang Dajjal dan Imam Mahdi dapat lebih adaptif dan implementatif sesuai dengan zamannya sehingga memberi petunjuk dalam peningkatan kualitas keberagamaan.
Jenis penelitian ini adalah library research (kajian pustaka) dengan metode deskriptif-eksploratif. Pendekatan yang digunakan adalah: pendekatan filosofis; pendekatan teologis; pendekatan historis; pendekatan fenomenologis. Pengolahan dan analisis data menggunakan metode analisis isi melalui proses identifikasi, klasifikasi, analisis-kritis, interpretasi, dan implikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dajjal dan Imam Mahdi merupakan persoalan kontroversial di kalangan ulama. Ditemukan ada lima pendapat ulama tentang Dajjal dan juga ada lima pendapat ulama tentang Imam Mahdi. Hadis-hadis prediksi Nabi saw tentang Dajjal terdiri dari hadis sahih, hasan dan daif. 44 hadis yang diteliti, 22 hadis dinyatakan sahih, 4 dinyatakan hasan, 7 dinyatakan hasan li gairih, dan 11 dinyatakan daif. Dengan demikian secara umum hadis-hadis yang sahih dan hasan tersebut dapat dijadikan hujah tentang Dajjal. Dengan interpretasi intertekstual, hakikat Dajjal menurut hadis adalah simbol kejahatan. Simbol kejahatan terhadap keadaan yang penuh ketimpangan akibat ulah pemimpin diktator yang zalim, pejabat koruptor, atau karena disebabkan penyebaran paham dan idiologi sesat dan menyesatkan. Adapun tentang Imam Mahdi tidak ditemukan hadis yang dapat dijadikan hujah. Dari 40 hadis yang diteliti, semuanya dinyatakan daif karena kedaifan pada sanadnya. Sebab itu, tidak ada hakikat Imam Mahdi dalam perspektif hadis Nabi saw.
Implikasi pemaknaan hadis terhadap keberagamaan bahwa hakikat Dajjal sebagai simbol kejahatan mengharuskan umat Islam menyikapinya sebagai ujian bagi keimanan, dan mengharuskan untuk menguatkan amal saleh dengan tiga agenda. Pertama, tas}i>l fahmi al-Islam (orisinalisasi pemahaman Islam) yang meliputi: Kembali kepada Alquran dan sunah Nabi saw; Islam sebagai sebuah sistem yang komprehensif dan universal (ka>mil wa syumu>l); Menguatkan paham Islam moderat. Kedua ittih{a>d umat al-Isla>m (menuju kesatuan umat Islam. Ketiga, tajdi>d fahmi al-Isla>m (pembaharuan pemahaman keislaman)
Implikasi dari penelitian ini diharapkan agar supaya memberikan kontribusi besar dalam memberikan kepastian status hadis tentang Dajjal dan Imam Mahdi dan maknanya yang tepat, sehingga menjadi solusi untuk mengakhiri kontroversi yang terjadi selama ini. Lebih dari itu, penelitian ini diharapkan dapat meluruskan pemahaman umat Islam tentang hakikat Dajjal menurut hadis sehingga memberi petunjuk dalam peningkatan kualitas keberagamaan.