Detail Cantuman Kembali

XML

DISERTASI: REPRODUKSI KEPENTINGAN DALAM PRAKTIK AGAMA LOKAL: Studi Etnohistoris terhadap Ritual “Addewatang” dalam Masyarakat Ujung-Bone


Fokus penelitian ini adalah ritual “Adddewatang Putta Sereng”, sebuah studi
terhadap perilaku keberagamaan dan praktik agama lokal masyarakat Ujung-Bone, Sulawesi
Selatan. Adddewatang sebagai tempat masyarakat Ujung melakukan upacara ritual dan Putta
Sereng nama seekor binatang yang dipersepsikan sebagai burung besar yang memangsa
masyarakat Ujung hingga nyaris dihabiskan. Hadirnya sosok makhluk tak dikenal yang
menyelamatkan masyarakat Ujung dari kematian, sehingga diapresiasi dan diberikan identitas
sebagaimana nama burung pemangsa tersebut.
Penelitian ini mengungkap sejarah, proses dan praktik ritual addewatang putta
sereng yang dikonstruksikan dan direproduksi oleh masyarakat Islam Ujung-Bone dengan
pendekatan etnohistoris dan sejarah budaya. Teori dan konsep yang digunakan, seperti ritual
yang dipahami sebagai perbuatan yang terkait simbol, memberi makna dan mengandung
perilaku-perilaku simbolik yang merepresentasikan makna agama. Karenanya, makna yang
dipahami sebagai kepercayaan (belief), motivasi, tujuan, dan alasan-alasan masyarakat Ujung
melakukan ritual, sehingga berfungsi secara latent (tersembunyi), maupun manisfest (nampak),
hingga adanya kepentingan yang direproduksi. Penelitian dan penggalian data kualitatif ini
diproses dengan metode observasi dan wawancara mendalam kepada para informan. Data dan
hasilnya akan dianalisis dengan menggunakan analisis historis kausal dengan tujuan
merumuskan hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Ujung-Bone mempraktikkan
ritual dalam bentuk acara selamatan/syukuran, seperti aqiqah, pernikahan, hari raya Islam,
dan sejumlah acara keagamaan. Pola yang dilakukan di rumah dan addewatang dengan
melibatkan aktor (sanro) orang-orang Ujung sendiri. Secara kognitif mereka berkeyakinan
bahwa ritual ini dilakukan karena warisan/tradisi leluhur, tradisi keagamaan, bahkan
sebagian hanya ikut-ikutan saja. Mereka menganggap ritual memiliki fungsi menguatkan
jaringan sosial keagamaan, psikologis, hingga secara latent dan manifest. Akhirnya, ritual
tersebut dalam prosesnya mengalami reproduksi kepentingan, dari aktor, benefit sosial,
ekonomi dan politik, serta negara dan kepentingan pasar pun sebagai agensi hingga adanya
legitimasi simbolik terhadap addewatang putta sereng.
Implikasinya, praktik dan pemahaman ritual addewatang di Ujung-Bone berhasil
menarik perhatian masyarakat luar yang bukan berasal dari masyarakat Ujung. mereka
mengunjungi dan melakukan ritual hanya di addewatang, meskipun tidak ada acara ritual
yang dilakukan di rumah. Kedatangannya cukup melepaskan hajat dan niat yang telah
dijanjikan sebelumnya. Ritual dan praktik agama lokal yang dilakukan masyarakat UjungBone berlangsung terus-menerus selama masih ada pengakuan terhadap eksistensi sanro, baik
difungsikan sebagai mediator upacara ritual di addewatang, maupun acara syukuran di rumah.
Addewatang tidak akan didatangi dan tidak ada aktivitas ritual di dalamnya ketika tidak ada
sanro yang diajak dan dilibatkan oleh masyarakat Ujung.
Muhammad Rais - Personal Name
2X9 MUH p
2X9
Text
Indonesia
SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
2015
PASCASARJANA UINAM
LOADING LIST...
LOADING LIST...