Detail Cantuman Kembali

XML

DISERTASI: POLA PENGASUHAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN DALAM MENGANTISIPASI RADIKALISME AGAMA (Studi Perbandingan Pondok Pesantren Ummul Mukminin dan Pesantren Pondok Madinah)


Pokok masalah disertasi ini adalah bagaimana pola pengasuhan santri di
pondok pesantren dalam mengantisipasi radikalisme agama dengan melakukan studi
perbandingan pada Pondok Pesantren Ummul Mukminin dan Pesantren Pondok
Madinah. Pokok masalah di atas di breakdown menjadi beberapa submasalah, yaitu:
bagaimana pola pengasuhan santri di Pondok Pesantren Ummul Mukminin dan
Pesantren Pondok Madinah; bagaimana persamaan dan perbedaan pola pengasuhan
santri di Pondok Pesantren Ummul Mukminin dan Pesantren Pondok Madinah dalam
mengantisipasi radikalisme agama; bagaimana gejala radikalisme agama di Pondok
Pesantren Ummul Mukminin dan Pesantren Pondok Madinah; apa faktor pendukung
dan penghambat pola pengasuhan dalam mengantisipasi terjadinya radikalisme
agama; bagaimana upaya dalam mengatasi hambatan dan langkah efektif yang
sebaiknya diterapkan oleh kedua pesantren.
Penelitian ini termasuk kategori penelitian lapangan yang bersifat deskriptif
dengan menggunakan pendekatan pedagogis, sosiologis, psikologis, dan teologis
normatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan
penelusuran referensi. Adapun analisis data terdiri dari reduksi data, sajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Pola pengasuhan yang diterapkan Pondok Pesantren Ummul Mukminin dan
Pesantren Pondok Madinah adalah pola demokratis pada aspek pengajaran, pola
otoriter pada aspek pengganjaran, dan pola persuasif pada aspek pembujukan.
Pengajaran dilakukan dengan kegiatan pembelajaran, memberikan contoh dan
arahan. Pengganjaran dilakukan dengan memberikan penghargaan dan hukuman,
sedangkan pembujukan dilakukan dengan memberikan nasihat, diskusi apabila ada
masalah dengan pendekatan secara personal. Pola yang diterapkan sama, tetapi
berbeda realisasi penerapan pada aspek pengajaran dan pengganjaran karena
pengaruh latar belakang kedua pesantren tersebut. Walaupun NU dan
Muhammadiyah berbeda dari berbagai aspek, namun dari segi pola pengasuhan
pesantren, baik Pondok Pesantren Ummul Mukminin maupun Pesantren Pondok
Madinah belum ditemukan adanya gejala-gejala radikalisme agama. Hal tersebut
karena kedua pesantren masih ketat dan cermat melakukan antisipasi radikalisme
agama terhadap santrinya. Selanjutnya, faktor-faktor pendukung penerapan polaxiii
pengasuhan dalam mengantisipasi radikalisme agama meliputi: tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap pesantren masih tinggi, ketatnya aturan dan padatnya kegiatan
pesantren, penguatan akhlak pada kurikulum, tingginya penghormatan santri kepada
pengasuh dan menjadikannya sebagai teladan, tingginya kepedulian pengasuh
terhadap santrinya. Sedangkan faktor-faktor penghambat meliputi: masih adanya
unsur pemaksaan orang tua memasukkan anaknya ke pesantren, kurangnya
pengawasan santri ketika berada di luar pesantren, masih adanya orang tua yang
keberatan jika anaknya dihukum, pengembangan SDM pengasuh belum maksimal,
kurang terciptanya kerjasama yang baik antara sesama pengasuh. Adapun upaya
dalam mengatasi hambatan tersebut meliputi: orang tua memberikan pemahaman
yang baik kepada anak tentang keistimewaan pesantren, sosialisasi aturan pesantren
kepada orang tua santri, pengasuhan harus bersifat kontinu dan terintegrasi,
peningkatan SDM pengasuh, dan membina hubungan kerjasama yang baik antara
pengasuh. Langkah-langkah pengasuhan yang efektif bagi kedua pesantren dalam
mengantisipasi radikalisme agama dilakukan dengan penguatan tauhid dan akhlak,
pengawasan yang ketat kepada para santri, dan menyibukkan santri dengan berbagai
macam kegiatan baik kegiatan intra maupun ekstra kurikuler. Adapun langkahlangkah yang perlu dikembangkan sebagai pendukung, di antaranya: mengintensifkan sosialisasi pemahaman keagamaan yang moderat, ketersediaan referensi atau
koleksi buku-buku Islam humanis di perpustakaan, menambahkan materi khusus
tentang bahaya radikalisme agama, meluruskan makna jihad, deteksi dini atas
kelainan kejiwaan santri, membangun kemandirian santri dengan membekalinya
berbagai macam keterampilan, membangun jaringan kerjasama antar pondok
pesantren. Dituntut juga agar para pengasuh memiliki wawasan keilmuan yang luas,
dan perlunya selektivitas dalam rekrutmen tenaga pengajar.
Implikasi penelitian ini bahwa pola pengasuhan yang diterapkan pada Pondok
Pesantren Ummul Mukminin dan Pesantren Pondok Madinah agar dijalankan dengan
baik oleh para pengasuh, faktor-faktor pendukung agar lebih ditingkatkan, dan faktor
penghambat agar dapat diminimalisasi dalam rangka meningkatkan pola pengasuhan
terhadap santri. Upaya mengatasi hambatan penerapan pola pengasuhan santri agar
dapat direalisasikan dengan baik dan hendaknya langkah-langkah yang efektif yang
ditawarkan oleh penulis agar dapat dijadikan sebagai bahan tambahan dan sebagai
langkah alternatif yang diterapkan sebelumnya dalam rangka mengantisipasi
radikalisme agama. Yang terpenting sebagai bahan masukan agar setiap pesantren
memasukkan materi tentang anti radikalisme agama, agar sejak dini santri dapat
mengetahui dampak dari radikalisme agama.
RAKHMAWATI - Personal Name
2x0 RAK p
2x0
Text
Indonesia
2012
PASCASARJANA UINAM
LOADING LIST...
LOADING LIST...