Detail Cantuman Kembali
DISERTASI: Kontroversi Pemikiran Teologis Ahmadiyah dan Pengaruhnya terhadap Sikap Keberagamaan Masyarakat di Sulawesi Selatan
Rumusan masalah disertasi ini adalah bagaimana kontroversi pemikiran teologis Ahmadiyah, metodologi pemikiran serta bagaimana pengaruhnya terhadap sikap keberagamaan masyarakat di Sulawesi Selatan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengungkap tema-tema kontroversi teologis dan dasar pemikiran teologis Ahmadiyah serta menelaah pengaruhnya terhadap sikap keberagamaan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan dua langkah sampling (penarikan sampel). Pertama sampel area yaitu penarikan sampel berdasarkan wilayah yaitu Makassar, Gowa dan Takalar. Kedua sampel populasi yaitu penarikan sampel dengan teknik purposive random sampling yaitu penulis mengambil 300 responden sebagai sampel yang diambil secara acak dari tiga komunitas yang berbeda yaitu majelis taklim, muballig dan akademisi.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga paham teologis yang berbeda secara ekstrim dengan keyakinan masyarakat Islam umummya yang menyebabkan Ahmadiyah dianggap sebagai kelompok menyimpang bahkan kafir, yaitu: (1) Ghulam Ahmad sebagai nabi, (2) Ghulam Ahmad menerima wahyu, dan (3) Ghulam Ahmad sebagai imam mahdi dan al-masih al-mau'ūd.
Untuk mendukung keyakinan tersebut, Ahmadiyah berlandaskan kepada al-Quran, sunnah, hadis dan logika. Ahmadiyah meyakini bahwa Nabi Muhammad saw., adalah khātam al-nabiyyīn, dalam pengertian penutup kenabian yang membawa syariat. Tidak akan ada lagi nabi yang membawa syariat baru sesudahnya. Akan tetapi, pintu kenabian gair tasyri, gair mustaqil, ummati, z}illi dan tābi yang bertugas meneruskan dan memperjuangkan tegaknya syariat Nabi Muhammad saw., masih terbuka. Hadis Nabi Muhammad saw. yang menegaskan bahwa tidak ada nabi sesudah beliau, dimaknai bahwa tidak akan ada lagi nabi semulia, sesempurna dan seagung Nabi Muhammad saw., yang datang membawa syariat. Di sisi lain, hadis Nabi saw., yang artinya "Seandainya Ibrahim puteraku hidup, pasti dia menjadi nabi yang dipercaya", mengindikasikan kemungkinan adanya nabi gair tasyri sesudah Nabi Muhammad saw.
Ahmadiyah berkeyakinan Allah dapat berbicara kepada siapa saja yang Dia kehendaki, termasuk kepada Ghulam Ahmad, sebab Dia bersifat mutakallim (bercakap-cakap). Akan tetapi, Ahmadiyah tidak menganggap wahyu, ilham atau kasyāf yang diterima Ghulam Ahmad, kemudian dibukukan menjadi Taz}kirah sebagai kitab suci. Kitab sucinya tetap al-Qur’an. Ahmadiyah juga meyakini Ghulam Ahmad sebagai imam mahdi dan al-masih al-mau’ūd.
Pada prinsipnya, rukun iman dan rukun Islam Ahmadiyah tidak berbeda dengan rukun iman dan rukun Islam yang diyakini oleh ummat Islam mayoritas, hanya terdapat perbedaan penafsiran tentang masalah kenabian.
Kontroversi pemikiran teologis ini memiliki pengaruh terhadap sikap keberagamaan masyarakat. Mereka menyatakan Ahmadiyah sebagai aliran menyimpang dan menolak paham Ahmadiyah yang meyakini Ghulam Ahmad sebagai nabi, menerima wahyu, dan sebagai imam mahdi serta al-masih al-mau’ūd. Masyarakat juga menolak gerakan dakwah Ahmadiyah yang bertujuan merekrut anggota masyarakat.
Meski menolak paham teologis dan gerakan dakwahnya, tetapi masyarakat Sulawesi Selatan tidak menolak eksistensi jemaah Ahmadiyah dan tidak menghendaki adanya kekerasan fisik terhadap warga Ahmadiyah. Mereka menganggap warga Ahmadiyah sebagai warga yang harus dilindungi dan diberikan hak hidupnya. Sikap bersahabat dan toleransi masyarakat seperti ini dilandasi oleh empat faktor yaitu: Pertama, budaya masyarakat Sulawesi Selatan yang selalu ingin menghormati orang lain jika orang tersebut bersikap hormat kepadanya. Kedua, terbukanya ruang dialog yang kondusif dan berkembangnya teknologi informasi. Ketiga, terbentuknya tradisi akademik yang saling menghargai dalam perbedaan pendapat/paham keagamaan yang telah diwariskan oleh para tokoh agama/masyarakat sebelumnya. Keempat, sikap terbuka komunitas Ahmadiyah kepada di masyarakat.
Dari ketiga kelompok sampel yang dijadikan responden, kelompok Muballig dan Majelis Taklim lebih besar penolakannya terhadap paham Ahmadiyah dibanding kelompok Akademisi.
Barsihannor. MZ - Personal Name
2X9 BAR k
2X9
Text
Indonesia
PEMIKIRAN ISLAM
2008
PASCASARJANA UINAM
LOADING LIST...
LOADING LIST...