Detail Cantuman Kembali
DISERTASI: JIN PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara akurat asal usul jin,
bahan material dari mana jin diciptakan, eksistensi dan dinamika kehidupan
jin, mendeskripsikan hubungan jin dengan manusia, serta tujuan penciptaan
jin berdasarkan petunjuk al-Qur’an melalui tinjauan kajian tafsir tematik
(mawḍūiy).
Metodologi penelitian yang digunakan dalam disertasi ini berdasarkan
metode kajian tafsir mawḍūiy, yang sumber datanya dari kepustakaan (library
research), jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan beberapa
metode, yaitu studi teks mengkaji seluruh teks ayat tentang jin dalam alQur’an; studi analisis dengan cara melakukan penelusuran ayat-ayat terkait
dengan jin. Kajian ini menggunakan pendekatan ilmu tafsir, sebagai salah
satu bagian dari beberapa pendekatan yang dikenal dalam penelitian
agama.
Hasil penelitian ditemukan bahwa asal mula kejadian jin berasal dari
api, yakni samūm (nyala api) dan mārij min al-nār (jilatan api). Kehidupan jin
di alam gaib, dan keberadaannya selalu mengambil tempat yang kotor seperti
toilet bagi jin kafir. Sedangkan jin Muslim sama seperti manusia, hidup penuh
kedamaian dan di tempat yang wajar. Jin melakukan aktivitasnya saat mata
matahari terbenam sampai dini hari, dan sibuk saat tengah malam.
Sebagaimana halnya manusia jin juga makan dan minum, menikah dan
berketurunan. Tujuan penciptaan jin sama dengan manusia, yakni untuk
beribadah kepada Allah, namun kebanyakan mereka ingkar dibandingkan
manusia. Mereka inilah disebut jin kafir yang berusaha menjerumuskan
manusia kepada perbuatan dosa dan durhaka.
Antara jin dan manusia memiliki hubungan pendampingan (qarīn),
bukan hubungan perkawinan atau pernikahan. Karena alam jin dan manusia
berbeda maka jin tidak bisa menikah dan dinikahi oleh manusia. Selain
manusia, jin juga dapat berhubungan dengan makhluk gaib lainnya seperti
malaikat.
Penelitian ini juga memperkuat argumentasi tentang tidak adanya nabi
atau rasul dari kalangan mereka. Kedatangan Nabi Muhammad saw. sebagai
Nabi dan Rasul bukan hanya kepada manusia tetapi kepada seluruh alam,
termasuk makhluk jin didalamnya. Selanjutnya penelitian ini juga menemukan
keterangan bahwa jin sama sekali tidak diperkenankan berhubungan denganxiv
manusia dengan alasan apapun. Ini membantah pendapat bebarapa kalangan
yang membolehkan berhubungan dengan jin dengan tujuan yang baik.
Pandangan keliru tentang sosok atau bentuk tubuh jin yang menakutkan juga
terbantahkan dengan keyakinan bahwa hanya Allah yang mengetahui
persoalan gaib.
Implikasi penelitian ini adalah pentingnya memahami eksistensi jin
dengan merujuk pada ayat-ayat al-Qur’an, yang dengan melalui kajian tafsir
tematik maka implikasi berikutnya adalah bahwa jin merupakan makhluk gaib
sebagai qarīn manusia yang pada banyak segi dapat menggelincirkan manusia
pada jalan kesesatan. Agar terhindar dari berbagai pengaruh jahat jin, maka
manusia hendaknya banyak mengingat (berzikir) kepada Allah, dan berdoa
dalam setiap situasi dan kondisi. Harus diakui bahwa penelitian tentang jin ini
masih menyisakan kontroversi, namun yang jelas bahwa eksistensi jin harus
diakui, mereka yang tidak percaya akan adanya jin, diragukan keimanannya
karena salah satu syarat keimanan adalah percaya kepada hal-hal yang gaib,
sementara jin adalah dalam posisi gaib.
Surahman Amin - Personal Name
2X1 SUR j
2X1
Text
Indonesia
2014
PASCASARJANA UINAM
LOADING LIST...
LOADING LIST...