Detail Cantuman Kembali
DISERTASI: Al-Maḥabbah dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir)
Masalah pokok yang muncul dari judul ”Al-Maḥabbah dalam Al-Qur’an
(Kajian Tafsir)” adalah bagaimana rumusan-rumusan Al-Qur’an tentang almaḥabbah? Dari permasalahan pokok dijabarkan dalam bentuk sub masalah yaitu: 1)
Bagaimana hakikat al-maḥabbah. 2) Bagaimana wujud al-maḥabbah. 3) Bagaimana
cara mencapai al-maḥabbah. 4) Bagaimana kendala dalam mencapai al-maḥabbah.
5) Bagaimana urgensi al-maḥabbah.
Untuk menjawab masalah di atas, maka digunakan metode pendekatan
multidisipliner, akan tetapi dalam pelaksanaan penelitian digunakan metode
maud’ī. Dalam pengolahan data digunakan metode kualitatif, dan untuk
menafsirkan ayat-ayat menggunakan beberapa teknik interpretasi yaitu; interpretasi
tekstual, logis, linguistik, sistimatis, sosio historis, ganda, dan kultural.
Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa kata al-maḥabbah dengan
berbagai bentuknya disebutkan sebanyak 94 kali dari 85 ayat dan 35 surah. Hakikat
al-maḥabbah adalah keinginan untuk bertemu dan bersatu dengan yang dikasihi,
sedang wujud al-maḥabbah ada dua yaitu al-maḥabbah milik Tuhan dan almaḥabbah milik manusia. Al-Maḥabbah milik Tuhan diberikan kepada hamba-Nya
dalam bentuk rahmat dan nikmat, sedang al-maḥabbah bagi manusia mempunyai
dua obyek yaitu; Tuhan dan selain Tuhan. Dari sinilah terdapat perbedaan antara almaḥabbah bagi orang beriman dengan tidak beriman. Al-Maḥabbah bagi orang tidak
beriman ada dua macam, yaitu mempersamakan cintanya kepada Tuhan dengan yang
lain, dan cinta kepada yang lain lebih utama. Sedang al-maḥabbah bagi orang
beriman lebih utama kepada Tuhan, selain Tuhan dijadikan sarana untuk mencapai
al-maḥabbah-Nya. Untuk mencapai al-maḥabbah dari Tuhan, seseorang harus
melaksanakan amal saleh sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw., dan
memiliki sifat-sifat orang-orang yang dicintai oleh Allah swt. Sedang kendala dalam
mencapai al-maḥabbah adalah memiliki sifat-sifat yang dibenci oleh Allah swt., dan
mengikuti hawa nafsu. Adapun urgensi al-maḥabbah dalam kehidupan meliputi
bidang akidah yang semakin kuat, tidak ada keraguan sedikitpun. Urgensi almaḥabbah dalam bidang akhlak adalah membentuk pribadi yang bermoral tinggi,iii
menjadi manusia yang sempurna, bersih dari segala bentuk pelanggaran karena,
perbuatannya dikendalikan oleh Allah swt. Hal tersebut, dibuktikan dalam bidang
sosial kemasyarakatan dengan sikap yang suka membantu sesamanya, menyebarkan
perdamaian, dan saling kasih mengasihi, sehingga menjadi rahmat di tengah-tengah
masyarakat.
Dari hasil penelitian tersebut di atas, menunjukkan bahwa konsep al-maḥabbah
dapat menjadi sarana pendidikan akhlak yang dapat melahirkan manusia sempurna,
yang memiliki kemampuan mengatasi krisis moral yang dihadapi oleh bangsa ini,
karena mengasah insting dan melindungi diri dari perbuatan dosa, sehingga jiwa
menjadi bersinar penuh cinta.
Rahmi Damis - Personal Name
2X1 RAH a
2X1
Text
Indonesia
2010
PASCASARJANA UINAM
LOADING LIST...
LOADING LIST...