Detail Cantuman Kembali
Disertasi: Wahdah Islamiyah di kota Makassar: Analisi terhadap gerakan Dakwah bin-Hal dan al-Lisan
Disertasi ini membahas tentang bentuk gerakan dakwah yang telah dilakukan oleh Wahdah Islamiyah di Kota Makassar, baik dalam bentuk metode dakwah bi al-Ha>l maupun dakwah bi al-Lisa>n. Dakwah sebagai sebuah ruh ajaran Islam, maka ia harus mampu diaplikasikan dalam bentuk perbuatan nyata maupun lisan, agar umat dapat merasakan peran dari dakwah tersebut. Berdasarkan judul disertasi ini, ada tiga masalah yang menjadi titik kajian penelitian di lapangan yakni (1) bagaimana proses lahirnya Wahdah Islamiyah di Kota Makassar, (2) bagaimana bentuk-bentuk dakwah bi al-Ha>l dan bi al-Lisa>n Wahdah Islamiyah di Kota Makassar, dan (3) apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat bagi Wahdah Islamiyah dalam merealisasikan dakwahnya.
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Wahdah Islamiyah di Kota Makassar. Selanjutnya, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni pendekatan multidisipliner meliputi; pendekatan teologis normatif, historis, sosiologis dan pendekatan komunikasi. Selanjutnya, sumber data dalam penelitian ini ialah dari data primer (data lapangan) dan sekunder (data yang berasal dari berbagai teori ilmiah seperti artikel, buku, disertasi, majalah, media online, dan sebagainya). Dalam metode pengumpulan data di lapangan instrumen yang digunakan yakni peneliti sendiri dan dengan menggunakan beberapa media di antaranya metode observasi, wawancara (interviw) dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh di lapangan diolah dengan beberapa cara di antaranya, reduksi data, artinya dipilah mana data yang paling relevan dan mana data pendukung, kemudian data yang telah direduksi disajikan secara proporsional, lalu dianalisis secara komparatif (membandingkan antar satu data dengan lainnya) secara cermat, dan akhirnya ditarik sebuah kesimpulan secara general (umum).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, Wahdah Islamiyah adalah sebuah ormas yang awalnya bernama Yayasan Fathul Mu’in. Nama Fathul Mu’in adalah salah satu ulama senior di kalangan Muhammadiyah pada era 70-an. Namun dalam pergeserannya untuk menghindari adanya kesan mendompleng nama Fathul Mu’in, maka nama yayasan ini diubah menjadi Yayasan Wahdah Islamiyah, kemudian secara resmi pada tahun 2002 berubah lagi menjadi ormas yang bernama Wahdah Islamiyah. Ormas ini didirikan oleh kader-kader muda Muhammadiyah di antaranya Muh. Zaitun Rasmin dan Muh. Qasim Saguni. Kedua, Wahdah Islamiyah adalah sebuah organisasi keagamaan yang memiliki kemiripan dengan apa yang dipahami oleh kaum Wahabi di Arab Saudi. Kemiripan ini setidaknya ditunjukkan pada tiga hal yaitu; (1) sebagaimana kaum Wahabi, secara subtantif Wahdah Islamiyah juga mendasarkan pemahamannya pada al-Qur’an dan hadis mengacu pada paham ulama salaf (terdahulu) secara puritan (murni), bebas dari praktek bid’ah dan takli>d, karena itu tipikal ormas ini bisa digolongkan ke dalam Islam Salafi, (2) Wahdah Islamiyah memiliki kemiripan dengan paham kaum Wahabi dalam hal menjaga kemurnian tauhid agar tidak dinodai dengan praktek kesyirikan, (3) walaupun secara institusi (struktural) Wahdah Islamiyah tidak ada hubungannya dengan kaum Wahabi, namun secara keilmuan para elite Wahdah Islamiyah memiliki hubungan yang signifikan dengan paham Muhammad ibn ‘Abd. Wahhab (tokoh Wahabi), disebabkan karena di kalangan Wahdah diakui banyak mempelajari berbagai pikiran ulama tersebut di samping ulama-ulama lain khususnya dalam masalah tauhid, dan mayoritas para guru mereka telah berhasil menyelesaikan pendidikan formal di Madinah dan Riyad}, yang kini aktif membina para kader Wahdah Islamiyah melalui khalaqah tarbiyah khususnya di Makassar.
Adapun bentuk-bentuk dakwah bi al-Ha>l yang telah dilakukan oleh Wahdah Islamiyah di Kota Makassar di antaranya; Dakwah melalui donor darah, sunatan masal melakukan pengajaran melalui pendidikan formal dan non formal. Karena itu dakwah semacam ini disebut dakwah pembangunan masyarakat (tadbi>r), dakwah melalui penanaman pohon di berbagai sekolah, karena itu dakwah semacam ini disebut dakwah pengembangan masyarakat (tat{wi>r). Selanjutnya bentuk dakwah bi al-Lisa>n di antaranya; Dakwah melalui khutbah Jumat, ceramah tarwih, majelis taklim, pesantren kilat, dan dakwah melalui media modern seperti di Makassar TV, Radio Telstar, dan Radio Suara Wahdah, bentuk dakwah semacam ini disebut juga dakwah pengembangan masyarakat (tat{wi>r) dan dakwah melalui penyampaian lisan (tablig).
abdul wahid - Personal Name
NONE
Text
Indonesia
DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
2013
PASCASARJANA UINAM
LOADING LIST...
LOADING LIST...