Detail Cantuman Kembali

XML

DISERTASI: Wawasan Al-Quran tentang al-tasbih


Masalah pokok yang muncul dari judul ”Wawasan Al-Qur’an tentang alTasbīḥ” adalah bagaimana rumusan-rumusan Al-Qur‟an tentang al-tasbīḥ? Dari
permasalahan pokok dijabarkan dalam bentuk sub masalah yaitu: 1) Bagaimana
hakekat dan esensi al-tasbīḥ dalam al-Qur‟an. 2) Bagaimana wujud al-tasbīḥ. 3) Apa
urgensi al-tasbīḥ bagi kehidupan manusia.
Untuk menjawab masalah di atas, maka digunakan metode pendekatan ilmu
tafsir, dan metode tafsir mauḍū‘ī. Dalam pengolahan data digunakan teknik analisis
isi (content analysis), dan untuk menafsirkan ayat-ayat menggunakan beberapa teknik
interpretasi yaitu; interpretasi tekstual, linguistik, sistimatis, sosio historis, kultural,
logis, dan ganda.
Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 92 kali dalam 87 ayat dan
49 surah penyebutan kata al-tasbīḥ dengan segala derivasinya dalam al-Qur‟an
ditemukan bahwa hakekat al-tasbīḥ adalah pengagungan Allah dan pengakuan
kelemahan diri yang diimplementasikan dalam bentuk penghambaan dan
menghinakan diri di hadapan Allah swt. karena kecintaan kepada-Nya, dengan sarana
yang dipakai berupa salat, zikir dan doa dalam bentuk perkataan, perbuatan dan
keyakinan hati, sekalipun tidak menyertakan kalimat subḥānallāh. Atas pemaknaan
ini, maka esensi al-tasbīḥ adalah doa, sebab pengagungan Allah dan pengakuan
kelemahan diri hakikatnya adalah permohonan agar kehendaknya bisa sesuai dengan
yang dikehendaki dan diridai Allah dan ini adalah makna zikir yaitu bermohon
dengan cara memuji-Nya (du‘ā al-ṡanā). Salat sendiri esensinya adalah doa seperti
makna dasarnya. Sedangkan sari patinya ibadah adalah doa.
Adapun wujud al-tasbīḥ adalah ibadah seluruh makhluk yang tidak berujung.
Hal ini dipahami dari; pertama, subyek al-tasbīḥ dalam al-Qur‟an yang meliputi
Allah sendiri, dan seluruh makhluk-Nya, baik dari malaikat, manusia, jin, dan seluruh
makhluk hidup lainnya bahkan benda-benda yang tidak bernyawa sekalipun, serta
penghuni surga kelak di akhirat. Kedua, Allah swt. menjadi satu-satunya objek altasbīḥ yang disebut al-Qur‟an. Ketiga, waktu al-tasbīḥ yang disebutkan al-Qur‟an
adalah waktu pagi-sore dan siang-malam yang menunjukkan waktu secara
keseluruhan.xvi
Urgensi al-tasbīḥ bagi kehidupan manusia adalah bisa mendatangkan
kesabaran dan menghilangkan kesusahan, bisa menghadirkan kepuasan hati, dan
sebagai bekal utama untuk menghadap Sang Khalik. Hal ini dikarenakan pelaku
tasbih akan senantiasa diingat Allah swt., hatinya selalu gembira, senang dan
tenteram, akan mendapatkan rahmat Allah di dunia dan di akhirat dan terbebas dari
kegelapan hidup, akan mendapatkan ampunan Allah dan pahala yang besar, dan pada
akhirnya mengantarkan pelakunya mampu meraih rida dan surganya Allah swt.
Dari hasil penelitian tersebut di atas, menunjukkan bahwa konsepsi al-tasbīḥ
dapat menjadi sarana pendidikan akhlak dalam hal ketidakbolehan seseorang
mengkultuskan orang lain dan untuk selalu berbaik sangka (ḥusn al-ẓann) kepada
Allah swt. dengan keadaan apapun yang dihadapinya. Pemahaman tentang konsepsi
al-tasbīḥ juga akan mampu menghilangkan konflik yang terjadi dalam masyarakat,
mencegah perilaku korup dalam seluruh tataran kehidupan, serta kejahatan lainnya
dan pada gilirannya akan menghantarkan kepada kehidupan yang tenteram.
Aan Parhani - Personal Name
Disertasi 2x1
Disertasi 2x1
Text
Indonesia
pascasarjana
2014
uinam-samata
LOADING LIST...
LOADING LIST...